ENGKAU SEMUA SAHABATKU

Saturday, April 16, 2005

SALIB YESUS KRISTUS


SALIB YESUS KRISTUS
(Yohanes 12:27-36)

Dunia dihebohkan oleh penemuan seorang ahli genetika Dr. Ian Wilmut dan koleganya dari Roslin Institute (lihat. Kompas, 28 Februari 1997) yang disebut "Domba Clone dari sel Kambing". Hasil pencobaan yang dilakukan terhadap domba ternyata positip, Juli 1996 telah lahir seekor domba hasil proses laboratorium diberi nama Dolly. Domba yang satu bisa digandakan menjadi seratus atau seribu ekor yang percis sama.

Para ahli mengungkapkan; jikalau "Clone' ini berhasil, maka tidak menutup kemungkinan akan dilakukan "Meng-cloning" manusia. Itu berarti Jikalau kita sudah tua, lalu bisa meng-cloning seseorang yang percis kita sebagai pengganti. Atau jikalau seorang bapak mendengar isterinya sakit keras dan dokter memvonis tentang kematiannya, maka ia akan meminta para ahli untuk meng-cloning seorang wanita untuk dipersiapkan sejak dini sebagai pengganti yang persis isterinya.

Tentang masalah "Meng-cloning manusia" ini terdapat berbagai perdebatan, baik ditinjau dari segi etika, moral maupun teologi. Bagaimana kalau penemuan ini sudah ada pada zaman Tuhan Yesus, itu artinya Tuhan Yesus bisa mencarikan pengganti-Nya untuk disalibkan? Tetapi apakah itu bermakna! Namun saya percaya tanpa penemuan cloning ini Yesus pun bisa melakukan itu, tetapi Ia tidak mau. Alkitab dengan jelas memaparkan bahwa yang disalibkan adalah Yesus. Dia yang tidak berdosa dijadikan berdosa untuk membebaskan manusia yang berdosa.

Berbicara penyaliban Tuhan Yesus, maka tidak salahnya bila kita lihat mulai dari taman Getsemani. Pada bagian ini saya mencatat ada tiga makna penting yang terkandung di dalam peristiwa penyaliban Tuhan Yesus.


1. Salib Tuhan Yesus merupakan "penderitaan" menuju “perdamaian”

Rasul Petrus mencatat; ketika Dia (yaitu Yesus) dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam; tetapi Ia menyerahkan-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di atas kayu salib, supaya kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. (1 Petrus 2:23-24)

Tidak hanya itu, Ia juga diejek, ditampar, Ia diludahi, Ia ditendang, Ia dicambuk dengan cemeti yang ujungnya ada paku yang tajam, sehingga kulit tubuh-Nya tersayat-sayat. Tubuh Yesus menjadi begitu lemah, dan menurut tradisi pada zaman itu, orang yang disalibkan itu harus membawa salibnya sendiri ke atas gunung; yang biasanya di luar kota. Pada zaman itu telah dikenal ada tiga macam salib yang biasanya dipergunakan untuk menghukum para penjahat, yang pertama Salib yang berbentuk T, yang kedua salib yang berbentu X, dan yang ke tiga salib yang bentuk U. Dan bentuk salib yang dipergunakan untuk menyalibkan Tuhan Yesus adalah berbentuk salib yang seperti kita kenal hari ini.

Tubuh manusia Yesus sudah menjadi begitu lemah, Ia tidak sanggup lagi membawa kayu salib itu; sehingga seseorang yang bernama Simon dari Kirene itu membantu mengangkat salib Yesus. Sesudah berada di bukit Golgota atau bukit Tengkorak, salib itu diturunkan dan dibaringkan di atas tanah, orang yang akan disalibkan juga dibaringkan juga. Lalu kedua tangannya dipaku, juga kaki-Nya. Kemudian pelan-pelan salib itu diangkat naik dan tegak. Seluruh berat badan manusia itu sesuai dengan gaya gravitasi bumi akan tertarik turun ke bawah. Itu berarti lubang paku di tangan yang itu akan makin lebar, makin lebar, sekarang hanya tinggal tulang yang menyangkut dipaku.

Demikian juga lubang paku dikaki, berat tubuh menekan turun memaksa lubang paku di kaki Yesus makin melebar. Darah menetes ke luar, itu juga berarti tekanan darah-Nya semakin rendah. Peredaran oksigen dalam tubuh juga semakin berkurang, getaran urat nadi semakin cepat dan pernafasan terpacu lebih cepat dan dalam. Sungguh sengsara. Tanpa obat bius (Matius 27:34). Sakit sekali, dan celakanya pada saat-saat demikian orang yang disalib itu tidak akan cepat mati, justru dengan lambatnya mereka mati; itu berarti memperbanyak rasa sakit.

Namun di saat-saat demikian, Yesus masih mengucapkan kata-kata yang penuh makna. Kata-kata yang dikenal sebagai tujuh perkataan Agung Yesus yang terakhir di atas kayu salib:
(1). Ya,Bapa Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
(2). Hari ini juga, engkau bersama-sama dengan Aku di taman Firdaus.
(3). Lihatlah ibumu, lihatlah anakmu
(4). AllahKu,AllahKu, Mengapa Engkau meninggalkan Aku.
(5). Aku haus
(6). Sudah Genap (Tetelestai)
(7) . Kedalam TanganMu, Ku serahkan nyawa-Ku

Biasanya orang yang disalibkan itu kakinya dipatahkan terlebih dahulu, supaya mempercepat kematiannya, dan ini diperlakukan buat kedua penjahat yang ada di samping kanan kiri Yesus. Sedangkan kaki Yesus tidak perlu sampai dipatahkan, karena Yesus mati lebih dahulu dari kebiasaan waktu yang diperhitungkan. Sehingga membuat para perajurit itu tidak percaya dan untuk membuktikan bahwa Yesus benar-benar mati maka, lambung Yesus ditikam dengan tombak.

Inilah peristiwa singkat penyaliban Tuhan Yesus. Betapa indah kalau didramakan, tetapi akan lebih indah dirasakan. Yesus memang menderita, tetapi tidak sampai batas itu saja, Alkitab mencatat (Matius 27:51) "Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah", ini menunjukkan perdamaian. Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, hubungan Allah dengan manusia terputus, tetapai dengan kematian Yesus Kristus; Allah memperdamaikan kita semua. Tidak ada pengganti-Nya, hanya Yesus saja yang sanggup menciptakan perdamaian itu.

2. Salib Tuhan Yesus merupakan "kekalahan" menuju Kemenangan

Secara perhitungan dunia Yesus itu mengalami kalah telak, karena Ia harus mati. Bagi dunia orang yang mati sudah tidak berguna lagi, tetapi ingat bahwa kita tidak menyembah pada Tuhan Yesus yang mati, pada hari ke tiga Ia telah bangkit dan hidup kembali. Inilah kemenangan yang dahsyat, seharusnya tidak pernah dilupakan oleh umat manusia. Orang-orang disekitar boleh mengenyek Yesus, karena ketidaktahuan mereka. Kalimat yang diucapkan cukup pedih "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel, baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya. Ia menaruh harapan Nya pada Allah; baik;lah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepadaNya! Karena Ia telah berkata Aku adalah Anak Allah." (Matius 27:42-43).

Pernah dulu saya membayangkan bahwa Yesus akan turun seperti yang dalam film "Superman", lalu orang-orang yang mengenyek Dia dibantai habis-habisan. Namun tidak, Yesus tidak melakukan itu; walaupun untuk disalibkan saja Yesus sangat bergumul antara menuruti kehendak Allah atau menuruti kehendak-Nya sendiri.

Di taman Getsemani, merupakan saat-saat Tuhan Yesus bergumul, Ia harus membuang jauh-jauh "kedagingan-Nya". Tiga kali berturut-turut Yesus berdoa pada malam itu. Dengan peluh yang membasahi sekujur tubuh-Nya, Yesus datang pada Tuhan Allah. Dia mengatakan "Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Matius 26:39). Untuk kedua kalinya Yesus masuk lagi ke dlam taman Getsemani untuk berdoa "Ya BapaKu, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!" (Matius 26:42). Doa yang ketiga kalinya, percis sama dengan yang kedua. "Ya BapaKu, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila aku meminumnya, jadilah kehendakMu!", satu doa penyerahan diri Yesus.

Benar Yesus mati di atas kayu salib, dan ini dibuktikan oleh tombak yang menusuk perut-Nya. Ia benar-benar mati. Ia bukan pinsan, Ia tidak lari , Ia tidak turun dari kayu salib. Sekali lagi Yesus mati, seperti kekalahan, tetapi bagi kita, inilah suatu kemenangan, karena Yesus berhasil taat sepenuhnya kepada Allah.

Memang di dunia ini, bagi orang yang sepenuhnya mau menjalani perintah Allah, ia seperti orang yang bodoh selalu mendapat penghinaan. Karena tawaran dunia begitu menarik, kelihatannya lebih nikmat, lebih hebat namun sayang sifatnya sementara saja.

3. Salib Tuhan Yesus merupakan "maut" menuju Keselamatan

Kematian merupakan maut, itulah hukuman Tuhan akibat dosa manusia. Namun kematian Tuhan Yesus bukan merupakan dosanya, namun Ia menanggung segala dosa kita. Yesus telah dipilih sebelum dunia dijadikan, untuk menggantikan kita dihukum. (bnd 1 Petrus 1:18-20 "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir".

Jikalau kita melihat Yesus sampai batas kematian-Nya saja tentu itu sia-sia, tetapi Yesus yang kita sembah bangkit pada hari yang ke tiga. Duduk bertahta dikerajaan bersama-sama Allah. Inilah yang disebut dengan maut menuju keselamatan itu. Yesus mati karena dosa kita dan bukan hanya itu Ia juga mati bagi dosa kita

Memang kebangkitan Tuhan Yesus menjadi perdebatan terus sejak zaman Perjanjian Baru. Bukankah zaman rasul Paulus juga ada perdebatan tentang masalah kebangkitan ini; ada orang Farisi yang percaya kebangkitan lalu ada orang Saduki yang justru tidak percaya akan kebangkitan. Sampai hari ini kebangkitan Yesus itu diperdebatkan belum tuntas, apalagi ketika kita sebagai orang awam hendak membuktikannya dihadapan orang-orang yang belum percaya. Memang sulit.

Ada tiga alasan yang cukup masuk akal, yang membuktikan bahwa Yesus yang kita percayai itu benar-benar bangkit dari kubur. Seorang penulis yang bernama Morrison menemukan bahwa Kristus Yesus terang-terangan dibaringkan dalam kubur pada hari Jumat, tetapi pada hari Minggu pagi jenazah-Nya telah hilang. Seandainya Ia tidak bangkit dari kubur, maka ada orang yang telah mengambil jenazah itu. Dalam hal ini ada tiga kelompok orang yang pantas dicurigai yang kemungkinan besar telah mengambil jenazh Tuhan Yesus. Orang-orang tersebut adalah : 1. Orang Romawi 2. Orang Yahudi dan 3. Murid-murid Yesus sendiri, namun logikanya dapat kita lihat bahwa:

1. Orang-orang Romawi tidak mempunyai alasan untuk mencuri jenazah itu, karena mereka ingin menjaga ketenteraman di Palestina. Maksud mereka tidak akan tercapai bila mereka mencuri jenazah Yesus dari kubur.

2. Orang Yahudi juga tidak mungkin mengambil jenazah Yesus, karena hal yang paling mereka tidak inginkan adalah pernyataan tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Menurut Matius 27 mereka sendiri yang meminta supaya kubur Tuhan Yesus dikawal.

3. Murid-murid Yesus juga tidak mempunyai alasan mencuri jenazah Tuhan Yesus lalu membohongi orang banyak dengan mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit. Seandainya mereka melakukannya maka mereka telah mengabarkan hal yang penuh kebohongan, dan sia-sialah para rasul mereka yang karena kabar kebohongan ini harus mati.

Penjelasan yang paling masuk akal adalah, Yesus Kristus benar-benar telah bangkit dari kubur. Memang murid-murid Tuhan Yesus tidak sepandai para ahli yang ada pada abad 20, tetapi saya pikir untuk membedakan antara hidup dan mati mereka tentu bisa. Dalam 2 Petrus 1:16 "Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa-kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya"

Kebangkitan inilah kemenangan besar. Sehingga bagi yang percaya kepada-Nya juga menikmati suatu kemenangan khususnya keselamatan. Tanpa darah yang dicurahkan di atas kayu salib; tidak ada keselamatan.

Menjelang saat-saat peristiwa penyaliban Tuhan Yesus, kita sudah melihat kasih Yesus begitu besar kepada kita. Apa yang dapat kita perbuat bagi dia? Berbuatlah sesuatu bagi-Nya sebab Dia terlebih dahulu sudah berbuat banyak untuk kita.

CANTIK ALAMIAH ATAU KIMIA

CANTIK ALAMIAH ATAU KIMIA

“Janganlah kecantikanmu hanya kecantikan luar, seperti misalnya menghias rambut atau memakai perhiasan, atau berpakaian yang mahal-mahal.
Sebaliknya, hendaklah kecantikanmu timbul dari dalam batin, budi pekerti yang lemah lembut dan tenang; itulah kecantikan abadi yang sangat berharga menurut pandangan Allah.” (1Petrus 3 :3-4)

Wajah cantik, siapa yang tidak suka! Tentu semua orang suka, bukan? Dari anak kecil, para remaja, pemuda sampai dewasa bahkan orang tua suka akan kecantikan. Itulah sebabnya tidak heran, banyak kaum wanita tidak sungkan-sungkan menghabiskan uangnya hanya mengurus masalah kecantikan. Ia rela memaksakan diri diet supaya tubuhnya langsing dan elok dipandang, puasa tidak menjadi soal. Asal kelihatannya cantik. Apa sebenarnya guna kecantikan itu?

Wow, kecantikan itu rupanya untuk dilihat dan dipandang oleh orang lain selain diri sendiri, kadang-kadang karena masalah kecantikan ini cermin yang ada itu menjadi korban hanya gara-gara di wajah sang gadis muncul jerawat, sebab kemarin malam ia tidak dapat menahan selera terhadap kacang goreng yang enak itu. Lalu mulailah ia mengoleskan diri dengan berbagai bumbu eh salah dengan berbagai bedak agar secepatnya mengusir jerawat nakal yang hingap di wajahnya.

Baru-baru ini saya dikirim sebuah email yang berisi wajah para artis cantik dikala tidak bersolek, wah wajahnya ternyata lebih jelek dari dari para wanita-wanita yang secara umum dilihat oleh mata manusia itu jelek. Dengan kata lain, ternyata kecantikannya itu hanya merupakan polesan belaka, atau kasarnya tipuan. Saya pikir kalau ada kesempatan, kita membuat kepanitiaan kontes kecantikan para wanita tanpa bersolek. Nah, pada waktu itulah akan ketahuan, siapa sebenarnya yang cantik secara alamiah atau yang cantik secara “kimia”, maksudnya dipoles dengan bedak-bedak dan gincu serta spidol yang mahal itu.

Suatu hari ada seorang suami yang agak jengkel pada isterinya. Sebab ia suka bersolek dan memilih pakaian berjam-jam lamanya setiap hendak bepergian. Apalagi ditambah dengan setiap pakaian yang dicoba itu selalu ditanyakan pada sang suami, “sudah cantik belum saya begini” Sementara sang suami sudah menjawab “ya , cantik” , tetapi sang isteri masih tidak puas,. lalu menggantikan lagi dengan yang lain. Tiba-tiba setelah berulang kali ganti-ganti pakaian lagi, sang suami bertanya, “bukankah cukup kalau saya sudah mengatakan kamu itu sudah cantik”? Mau dipamerkan untuk siapa lagi?

Di dunia nyata kita, kecantikan itu memegang peranan yang sangat penting, misalnya para manager merekrut sekretaris, pastilah ia memilih yang berwajah cantik, lalu para artis juga pada umumnya yang cantik-cantik, para pria memilih pacar, pasti memilih yang cantik, walaupun sesungguhnya kecantikan itu sangan subjektif sekali, namun menurut standard kaca mata pria itu calon isterinya pasti yang paling cantik di dunia. Sesungguhnya wanita yang paling cantik di dunia dari jaman dahoeloe samapi sekarang hanya satu, yakni Hawa, karena waktu itu tidak ada saingannya. Kalau sekarang sudah banyak sekali wanita yang cantik-cantik.

Sebenarnya ukuran pasangan yang ideal seseorang itu bukan masalah cantik atau tidak, coba lihat nenek-nenek dan kakek-kakek yang sudah tua, mereka masih setia bergandengan tangan pergi ke mana-mana, masih akrab dan saling menyayangi. Kalau kecantikan merupakan standard mereka, pastilah sudah jauh-jauah hari mereka berpisah, karena saat ini TOP alias sudah tua, ompong dan peot. Pertanyaannya, mengapa demikian? Karena bukan kecantikan yang sebagai ukuran, tetapi ada sesuatu yang melebihi dari kecantikan itu, yang yang berada di dalam hati yang terdalam.

Ada orang mengatakan bahwa, jangan mencintai karena kecantikan, namun karena kita mencintailah maka dia menjadi cantik. Makanya tidak heran sering ditemukan wanita yang wajahnya cantik, kebanyakan pasangannya di luar perhitungan kita artinya tidak setampan yang kita anggap sepadan, saya katakan “kebanyakan” yang artinya tentu tidak mutlak. Hal ini membuktikan bahwa ternyata kecantikan itu tidak penting di dalam masalah cinta-mencintai. Namun bukan berarti pula para wanita tidak perlu bersolek, sehingga mereka tampil apa adanya dan membiarkan tubuhnya gembrot melorot. Kalau ini terjadi maka dunia tidak seindah sekarang ini, walaupun sesungguhnya kecantikan itu banyak bohongnya.

Sekarang permisi tanya, kalau kecantikan itu tidak terlalu penting, lalu apanya yang penting? Terus terang apa artinya seorang wanita itu cantik rupawan, namun hidupnya tidak karuan, hatinya jahat, suka mabuk-mabukan, candu narkoba, perokok berat, suka ngomong jorok, berpakaian yang seronok dan sebagainya. Firman Tuhan mengatakan “seperti anting-anting emas di jungur babi, demikianlah perempuan cantik yang tidak susila” (Amsal 11 : 22). Pemandangan terhadap wanita yang model beginian membuat standard para wanita cantik itu menjadi tenggelam dan murahan. Belum ditambah dengan para wanita cantik itu biasanya banyak teman prianya, kemungkinan besar juga banyak pacarnya.. Nah kalau itu terjadi, maka standardnya akan bertambah melorot, ia ibarat piala bergilir yang gonta-ganti pemiliknya.
Alkitab mencatat, ada satu kecantikan yang tidak dapat dibeli dan tidak dapat hilang, yakni kecantikan yang dari dalam yang disebut kecantikan batiniah. Walaupun kita tidak mengupas sampai jauh mendalam, karena ini bagiannya psikologi, namun kita dapat melihat bahwa kecantikan yang ada di dalam itu melebihi segalanya. Itulah sebabnya mengapa di dalam Kidung Agung, raja Salomo menuliskan tentang gadisnya yang hitam tetapi cantik (Kidung Agung 1 : 5), suatu penilaian yang sungguh-sungguh keluar dari hati yang terdalam, bukan berdasarkan standard yang secara umum.

Kecantikan yang ada di dalam diri seseorang itu lebih berarti daripada kecantikan di wajah. Tadi kita sudah jelaskan bahwa, kecantikan karena wajah itu dapat menimbulkan berbagai problem kebohongan, yang sangat tergantung pada alat-alat kecantikan, lagi pula sifatnya sementara. Tetapi kecantikan yang di dalam tidak demikian, ia sudah terpatri di dalam diri orang tersebut dan tidak pernah luntur. Konkretnya, apalah artinya seorang gadis yang cantik secara wajah, namun kurang ajar, tidak sopan, suka menyimpan dendam, kasar, tidak pernah memaafkan orang lain, tidak ringan tangan namun kerjanya hanya bersolek, tidak betah di rumah, suka menghina orang lain, selalu bertengkar dengan teman-temannya bahkan sombong dengan kecantikannya itu.


Seseorang yang cantik dihadapan Allah adalah seseorang yang mengerti bahwa kecantikan itu adalah anugerah dari Allah, dan itu tidak dapat dibeli dengan uang. Itu sebabnya jangan ada yang sombong. Belum tentu orang yang cantik itu akhirnya mendapatkan suami yang tampan, yang kaya, dan segalanya yang terbaik, namun sering kali karena kesombongannya atas kecantikannya itu membuat dia harus dijauhi orang banyak, teman juga sedikit bahkan tidak ada. Tidak sedikit saya temukan ada wanita yang semas mudahnya cantik, bahkan banyak yang naksir, tetapi karean jual mahal dan sombong, akhirnya ia harus hidup jombloh.

Selain itu orang yang hidupnya cantik dihadapan Allah sudah pasti mengasihi orang lain, pengampunan itu akan gampang sekali diberikan. Bagi orang yang di dalam dirinya memiliki kasih yang murni, pastilah ia juga bakal dikasihi orang lain. Namun kalau sampai orang lain mebencinya, pastilah ada yang tidak beres. Sangat indah tentunya orang yang cantik juga mengasihi Tuhan, sehingga ada keseimbangan secara khusus. Dengan demikian maka lahirlah mereka yang cantik diri dari dalam, cantik kepribadiannya, cantik karakternya dan juga cantik kerohaniannya, sedangkan kecantikan di wajah sudah menjadi relatif sekali. Nah, orang yang demikian sungguh cantik, bukan?.

Sekarang permisi tanya, anda mau memilih yang mana, kecantikannya dipoles atau kecantikan batiniah? Yang dipoles akan segera hilang yang batiniah senantiasa ada. Allah mengasihi kita sekalian, ia tidak memasang syarat kecantikan pada kita. Artinya Allah menerima kita apa adanya, tuntutan-Nya hanya satu, penyerahan diri secara total kepada-Nya, hanya itu.



CANTIK, BAHAGIA JUGA BAHAYA

CANTIK, BAHAGIA JUGA BAHAYA

“Memang aku tahu bahwa engaku adalah seorang perempuan yang cantyik parasnya. Apabila orang Mesir melihat engaku, mereka akan berkata: itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dna membiarkan engaku hidup” (Kejadian 12 : 11b-12)

Saya tertarik dengan ucapan yang dilontarkan rekan hamba Tuhan kami di sini beberapa waktu yang lalu, beliau mengatakan punya isteri yang cantik itu bahagia , tetapi juga bahaya. Anda mau tahu kenapa begitu? Koq bisa cantik itu menjadi bahagia sekaligus bahaya? Apa yang membuat orang cantik menjadi begitu mengerikan? Bahaya!

Memiliki wajah cantik dan tampan memang sangat bahagia sekali, di mana-mana menjadi daya tarik tersendiri. Mengapa tidak, orang cantik temannya banyak, yang penting ia tidak sombong dan pandai bergaul. Di kampus biasanya yang cantik bakal menjadi bunga kampus, di mana-mana banyak penggemarnya, asal tahu jaga diri saja; sebab kalau tidak bisa menjadi piala bergilir. Apa pula itu piala bergilir? Waktu saya masih SMA dulu istilah ini sudah ada sebenarnya, kalau seorang gadis dikatakan piala bergilir artinya ia suka sekali gonta-ganti pasangannya, mungkin hari ini si X datang bertamu besok lusa sudah si Y, bahkan banyak lagi yang lain. Hari ini nonton bersama dengan si pembawa Mercedes Benz, besoknya ke restoran dengan yang si pembawa BMW, lusanya pergi lagi dengan pilot Helikopter.

Cantik sesunguhnya bukan usaha kita, itu boleh dikatakan pemberian Tuhan, oleh sebab itu kecantikan bukan suatu hal yang perlu disombongkan. Beruntunglah anda jika dikatakan cantik, ketimbang jelek. Tetapi saya yakinlah , teman-teman kita tidak bakal mengatakan kita itu jelek, kalaupaun mereka mengatakannya juga, pastilah mereka itu sudah tidak akur apa kita. Mungkin iri atau benci pada kita.

Orang cantik sering mendapat prioritas, apalagi ketemu para pria yang “hidung belang”, jangan tanya saya apa artinya hidung belang, buka kamus sendiri aja kawan, bisa jadi orang cantik yang antriannya paling belakang menjadi paling depan, maksudnya didahulukan. Di bus misalnya orang cantik yang tidak mendapat tempat duduk, tiba-tiba ada yang mengalah dan memberikan kepadanya. Hebatkan, inilah dahsyatnya orang cantik.

Seseorang akan hahagia sekali kalau pacarnya cantik, isterinya cantik, anak-anaknya juga cantik, ke mana-mana dipuji orang akan kecantikannya dan menjadi pusat perhatiaan. Apalagi disebut mirip dengan bintang-bintang film terkenal. Wui....bangga rasanya. Namun ingat, ada bahayanya juga, orang itu akan jadi sombong dan angkuh. Mestinya orang cantik dapat berhemat, sebab ia tidak perlu membeli banyak kosmetik lagi, pakaiannya sederhana sudah cukup, tabungannya bisa jadi banyak. Orang yang cantik, tanpa merias diri sudah kelihatan cantik.

Tetapi yang menjadi masalah adalah, kemana-mana orang cantik suka dilirik, jadi repot juga. Sang pacar sulit menjaga sang kekasih, sebab banyak banyak saingannya. Bagi orang tua yang punya anak cantik, mungkin setiap weekend telepon pada berdering dan banyak tamu yang bertandang. Si orang tua menjadi super ketat menjaga anaknya. Inilah letak kesulitan punya orang-orang dekat yang cantik.

Abraham itu punya isteri yang cantik, namanya Sara. Oleh karena isterinya cantik maka ia menjadi takut, sehingga ia melakukan kesalahan dan itu terulang dua kali ketika berada di Mesir dasn ketika berhadapan dengan Abimelekh. Ia tidak mengaku Sara sebagai isterinya, sebab ia takut dibunuh karena bisa direbut orang. Dan hal yang sangat riskan sekali terjadi , sang isteri hampir menjadi milik orang, susahkan dan bahayakan punya isteri yang cantik? (lihat Kejadian 12 : 10-20 ; 20 : 2-5)

Memang ada orang bilang cantik itu relatif, benar sih kalimat ini. Tetapi jujur saja, rupanya bagi yang mengatakan itu juga ada standard patokannya untuk orang cantik, buktinya ada suara terbanyak dari orang-orang yang memang mengaku atau menilai seseorang itu cantik dan tidak, dan herannya penilaiannya sama, tetap sja mata yang menilai itu tahu mana yang cantik. berartikan ada standardnya.

Bagi mereka yang merasa diri tidak cantik, jangan berkecil hati, sebab justru ini merupakan kelebihan anda yang tidak dimiliki oleh orang cantik. Orang cantik itu takut sekali dengan ketidak cantikannya, itu sebabnya kemana-mana selalu memperhatikan keadaan dirinya, dan hal ini tentu merupakan kesusahannya tersendiri. Bagi orang cantik, sebutir jerawat saja muncul di wajahnya, atau segaris kerutan saja akan membuatnya tidak dapat tidur nyenyak berminggu-minggu. Tadinya ia penuih suka-cita, sekarang menjadi muram, karena takut kalau kecantikannya bakal hilang.

Bagi mereka yang merasa tidak cantik, peduli amat dengan jerawat satu atau segaris keriput, jadi ia boleh menikmati hidup dengan penuh suka-cita selalu, tanpa kuatir akan masalah kecantikan. Setiap orang yang sudah mengetahui dirinya cantik, maka pada saat yang sama muncul rasa ketakutan akan dirinya menjadi tidak cantik. Padahal setiap orang yang hidup di dunia ini pada sauatu hari kelak bakal menjadi tidak cantik lagi. Ada banyak orang stress dengan dirinya yang tiba-tiba menjadi kurang atau tidak cantik.

Firman Tuhan itu tidak salah, manusia itu selalu melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan itu melihat hati. Jadi bagi manusia yang penting yang kelihatan di luar saja, misalnya cantik, tetapi bagi Tuhan yang penting justru di dalam hatinya. Makanya tidak heran perusahaan penerbangan, merekrut pramugari pasti yang salah satu syaratnya berpenampilan menarik, mereka sungkan menyebut secara langsung cantik. Sekretaris di kantor pastilah yang cantik, mungkin juga ketrampilannya menjadi nomer dua.

Hai orang-orang cantik dan yang merasa tidak cantik, bersyukurlah, sebab Tuhan yang kita sembah itu ternyata tidak memandang masalah kecantikan.. Siapapun kita, Tuhan akan menerima kita tanpa memandang bulu, kita semua orang berdosa yang sudah kehilangan kecantikan dari Tuhan, tetapi IA itu mengasihi kita, sehingga IA akan menyucikan segala dosa-dosa kita, supaya kita yang tidak cantik menjadi cantik kembali, inilah kecantikan yang sesunguhnya kita harapkan bukan! Apakah anda sudah cantik dihadapan TUHAN?

KETIKA AKU TIDAK TERPILIH

KETIKA AKU TIDAK TERPILIH
Sebenarnya sejak kecil setiap orang sudah mempunyai cita-cita. Tentu kita masih ingat pada saat kita kecil, banyak orang yang bertanya apa cita-citamua kalau ntar udah gede? Biasanya kita jawab saja dengan yang muluk-muluk, dari mulai insyinyur sampai ke dokter. Tidak ada tu yang bilang mau jadi pengemis atau tukang Ojek. Itu sebabnya ada pribahasa mengatakan “Gantungkanlah cita-cita anda setinggi langit”, artinya berikanlah pengharapanmu pada sesuatu yang kamu harapkan setinggi mungkin. Namun saya menganjurkan kita mengubah sedikit kata-kata pribahasa tersebut, sebab kalau kita katakan “Gantungkan cita-citamu setinggi langit, tentu kita tidak bakal mencapainya. Biarlah kita “gantungkan cita-cita pada suatu posisi (titik) tertentu sehingga kita dapat mencapainya, terserah mau tinggi atau tinggi sekali.

Saya mempunyai seorang tokoh favorit di Alkitab yang bernama Daud. Saya sendiri sejak kecil saya suka sekali dengan ceritanya, mengapa? Sebab sebagai seorang gembala ternak, tubuhnya yang masih kecil, namun ia diberikan Tuhan kekuatan yang luar biasa untuk mengalahkan raksasa Goliat yang ditakuti semua orang Israel. Oleh sebab itu Daudpun dipuji di mana-mana, termasuk para perempuan di Yerusalem, mereka memujinya berupa nyanyian yang yang mengatakan “Saul mengalahkan beribu-ribu orang, namun Daud mengalahkan berlaksa-laksa”. Kalimat pujian inilah yang akhirnya menjadi sumber kesulitan baginya, karena raja Saul tidak senang akan hal itu. Raja Saul marah!!!

Maka mulailah timbul dendam di hati Saul, ia berusaha dengan berbagai cara untuk membunuh Daud, padahal Daud itu menantunya senditri. Rupanya saingan bisa muncul kapan saja dan dari siap saja, semenatar saat ini sedang berkecamuk di dalam kehidupan Daud, yang akhirnya harus membuat Daud lari sana sini untuk menyelamatkan diri dari ancaman pembunuhan Saul.

Daud mempunyai suatu kerinduan atau cita-cita yang mulia. Coba perhatikan apa cita-cita Daud itu “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.” Lalu berkatalah Natan kepada raja: “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau.” (2 Samual 7 :2-3). Namun rupanya keinginan yang mulia tidak terwujud, sebab nyatanya nanti yang membangun Bait Allah bukan Daud, tetapi anaknya Salomo.

Mengapa terjadi demikian? Saya mengajak kita mempelajarinya, ada tiga konsep kehidupan yang terjadi di dunia ini yang nampaknya berlawanan apa yang manusia pikirkan dan harapkan.

1. RENCANA MULIA DAUD TIDAK DIRESTUI TUHAN

Coba kita baca 2 Samuel 7 :1 “Ketika raja telah menetap di rumahnya dan TUHAN telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling......”

Kita lihat di sini Daud sedang berada dalam kondisi aman dan damai. Ia seakan-akan menuliskan sebauh kata shalom buat keadaannya. Semua dalam keadan damai, jiwanya, anak-anak mungkin sedang bermain-main di sekeliling rumah atau menikmatai pekerjaannya masing-masing, Isteri-isteri bahagia, dan Daud sendiri merasakan sekali ketenangan itu.

Seperti yang kita ketahui, Daud jarang menikmati keadaan seperti ini. Pertempuran yang berlarut-larut dengan orang-orang Filistin selesai sejenak, semua tenaga boleh dipakai untuk istirahat sejenak. Tidak ada raksasa Goliat lagi yang tampil lagi. Tidak ada yang menyerbu untuk sementara waktu. Dan pada waktu itulah Daud merenung akan berkat-berkat Tuhan yang dialami.

Perenungan Daud adalah saat ini ia hidup dengan damai di dalam rumah yang indah terbuat dari kayu aras, lalu ia mulai membicarakan impian daqn keinginan hatinya kepada Natan. Natan mengatakan “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau”

Siapa Natan itu? Ia adalah seorang nabi kepercayaan Daud, sebenarnya ia yang kemudian hari menuding raja yang berjinah. Pada saat seperti ini sang nabi sebagai seorang sahabat yang memberi nasihat. Lihat respon Allah terhadap rencana Daud ini: Tetapi pada malam itu juga datanglah firman “Tetapi malam itu juga datanglah firman TUHAN kepada Natan, demikian : “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: “Beginilah firman TUHAN “Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?” (lihat dan baca juga 1 Tawarikh 17 :3-4)

Sungguh suatu jawaban yang harus disampaikan kepada raja, sebelumnya Natan sudah mengatakan “Tuhan menyertai engkau, Daud. Lanjutkanlah dan buatlah rencanamu.” Nah hanya berselang beberapa saat saja, Natan mendengar suara Tuhan yang berkata , tidak bisa, tidak bisa! Tugas ini bukan tugas Daud, ia hanya sebagai raja.

Lihatlah , bahwa rencana yang baik itu belum tentu rencana Tuhan. Bagi Daud, ia merasa bersalah , kalau rumahnya lebih bagus ketimbang rumah Tuhan, karena tabut perjanjian pada waktu itu hanya diletakkan di bawah tenda. Namun Tuhan tegaskan, tidak, tugasmu bukan untuk membangun Bait Allah.

“Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.” ( 2 Samuel 7 :8)

Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. (2 Samuel 7: 9)

Tuhan mau katakan Daud, engkau adalah seorang prajurit. Hatimu berada di medan pertempuran. Engkau adalah seorang tentara dan pejuang, bukan seoarang pembangun. Engkau adalah seorang pria yang berlindung di selokan dan gua-gua. Aku akan membnerkati engkau terus,

“Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya”. (2 Samuel 7 : 12-13)

Bagaimana dengan kita? Pada waktu senggang, apa yang kita lakukan? Pernahkah kita pada waktu senggang mengambil waktu pergi menghadap pendeta lalau bertanya, apa yang saya dapat kerjakan buat gereja kita? Pernah kita merasa sungkan, sementara rumah kita sudah terbuat dari marmer, namun rumah Tuhan masih di bawah tenda?

2. KESEMPATAN DAUD MENDUKUNG PEMBANGUNAN DIPAKAI BAIK-BAIK

Jelas Daud bermaksud melakukan sesuatu yang baik bagi Tuhan, ia merasa bersalah kalau ia saat ini menikmati rumah begitu indah sementara Bait ALLAH masih berbentuk tenda. IA bermaksud membangun suatu yang permanen buat Tuhan. Namun apa boleh buat, Tuhan berkata “Tidak” .

Ternyata Tuhan bukan menggagalkan rencananya, Tuhan mengalihkan rencananya yang mulia ini dengan menyerahkan kepada keturunannya yang nantinya membangun Bait Allah itu.

Apakah Daud bersalah merencanakan membangun Bait Allah? Masalahnya bukan terletak pada salah atau tidak salah, tetapi terletak pada “Kemisterinya” kehendak Allah. Kita manusia selalu memakai logika untuk menjalani kehidupan ini, dan pada saat yang sama juga kita menghendaki logika Allah itu sama dengan logika kita. Manusia saking engoisnya kadang kala seakan-akan membuat rencana untuk Allah. Padahal; yang berkuasa adalah Allah.

“Daud, ayahku, ingin membangun rumah tempat kediaman nama TUIHAN, Allah Israel. Tetapi TUHAN berfirman kepadanya, 'Maksudmu untuk membangun rumah tempat kediaman nama-Ku memang baik, namun bukan engkau yang akan membangunnya, melainkan anak yang akan lahir bagimu kelak”. (2 Tawarikh 6 :-9)

Akhir dari ayat 8 sangat berarti sekali, karena Allah berkata kepada Daud “Maksudmu itu memanglah baik” Bukan melihat hasrat untuk membangun Bait Allah sebagai sutu kesalahan, tetapi Allah berkata kepadanya “Aku menghargai karena pemikiran itu. Aku menghargai karena engkau memiliki hati yang peka kepada ku. Maksudmu memang baik baik. Tetapi rencanaKU untuk masalah pembangunan bukan maslah engkau Daud, tetapi masalah Anakmu.

Inilah respon Daud :
“Lalu masuklah Raja Daud ke dalam , kemudian duduklah ia dihadapan TUHAN..(2 Samuel 7 :18). Lihat ia duduk ketika Allah berkata “tidak” kepadanya. Alkitab mencatat Daud duduk seperti anak kecil, ia mulai menunjukkan pertanyaan-pertanyaan syukuran kepada Tuhan.

Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan ALLAH; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya Tuhan ALLAH. Apakah yang dapat dikatakan Daud kepada-Mu lebih lagi dari pada itu. Bukankah Engkau yang mengenal hamba-Mu ini, ya Tuhan ALLAH? (2 Samuel 7 :18-20)

Pada keadaan yang demikian, Daud masih selalu memuji Alah, padahal momen itu adalah momen yang sangat mengecewakan.

Pujiannya ada di 2 Samuel 7 :22, 25, 28 dan 29

(22) Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami
(25) Dan sekarang, ya TUHAN Allah, tepatilah untuk selama-lamanya janji yang Kauucapkan mengenai hamba-Mu ini dan mengenai keluarganya dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu. (28) Oleh sebab itu, ya Tuhan ALLAH, Engkaulah Allah dan segala firman-Mulah kebenaran; Engkau telah menjanjikan perkara yang baik ini kepada hamba-Mu.
(29) Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini, supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan ALLAH, Engkau sendirilah yang berfirman dan oleh karena berkat-Mu keluarga hamba-Mu ini diberkati untuk selama-lamanya."


3. PENOLAKAN TERHADAP DAUD TIDAK MEMBUATNYA NGAMBEK

Walaupun Daud tidak mendapat kesempatan membangun sendiri Bait Allah itu, ia ternyata tetap mendukung pembangunan Bait Allah itu. 1 Tawarik 22 :1 Lalu berkatalah Daud: "Di sinilah rumah TUHAN, Allah kita, dan di sinilah mezbah untuk korban bakaran orang Israel

Daud menyuruh mengumpulkan orang-orang asing yang ada di negeri orang Israel, lalu ditempatkannya tukang-tukang untuk memahat batu-batu pahat yang akan dipakai untuk mendirikan rumah Allah. Selanjutnya Daud menyediakan sangat banyak besi untuk paku-paku bagi daun pintu gerbang dan bagi tupai-tupai, juga sangat banyak tembaga yang tidak tertimbang beratnya, dan kayu aras yang tidak terbilang banyaknya, sebab orang Sidon dan orang Tirus membawa sangat banyak kayu aras bagi Daud. Karena pikir Daud: "Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!" Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati. ( 2-5)

Terlalu sering kita menemukan di gereja orang-orang yang ngambek, ketika usul dan rencananya (gagasannya) tidak kesampaian. Ini respon yang salah tentunya. Kecuali memang disinyalir ada tekanan dari orang-orang tertentu yang sentimen.

Saya akan megutip sebuah puisi yang yang cukup menarik:

Satu-persatu diambil-Nya dari padaku,
Semua perkara yang paling kuhargai,
Samapi tanganku menjadi hampa,
Setiap mainan yang berkilauan sudah hilang.

Dan aku berjalan di jalan-jalan raya bumi, berduka,
Dalam pakaian compang camping dan kemiskinan ku
Sampai aku mendengar suara-Nya mengundang
“Angkatlah tangan-tangan yang hampa itu kepada-Ku

Maka aku mengangkat tanganku ke Surga
Dan ia mengisinya dari tempat penyimpanan
Dari kekayaan-Nya sendiri yang luar biasa
Sampai tangan-tanganku tidak mampu menampung lagi

Dan pada akhirnya aku mengerti
Dengan pikiranku yang bodoh dan tumpul
Bahwa Allah tidak DAPAT menuangkan kekekayaan-Nya
Ke dalam tangan-tangan yang sudah penuh

Sama seperti seorang anak kecil yang Anak kecil yang sedang mencuri permen di sebuah Toples, ketika degan tamaknya ia mengambil permen itu sebenyak-banyaknya maka tangannya tidak dapat dikeluarkan dari mulut Toples tersebut. Satu-satunya cara supaya tangannya dapat keluar adal;ah dengan melepaskan permen itu kembali ke dalam Toples, dan pelana-pelan tangannya dikeluarkan.

Tuhan akan menuangkan berkat pada tangan yang suka
memberi bukan kepada mereka yang menahan berkat atau yang menggenggam berkat itu erat-erat.

Friday, April 15, 2005

SAYA BELAJAR MENGHARGAI KESEMPATAN

SAYA BELAJAR MENGHARGAI KESEMPATAN

"Jangan memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu" (Amsal 27:1)

Ada pribahasa mengatakan "Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan dan besok adalah harapan." Saya percaya anda setuju dengan pernyataan di atas. Kemarin itu sudah berlalu, tidak mungkin terulang kembali, hari ini yang perlu kita hadapi itulah kenyataan, sementara besok itu perlu kita imani sebab belum tentu kita diberikan kehidupan, jadi kondisinya masih berada di dalam pengharapan kita.

Suatu hari ada seorang pemuda masuk ke sebuah restoran yang cukup mewah, lalu ia melihat di dekat kasir itu sebuah tulisan yang berbunyi "Hari ini bayar, besok gratis" Dengan hati yang gembira pemuda inipun memesan makanan yang murah, karena pikirnya hari ini harus membayar sedangkan besok baru gratis. Nasi putih, sepotong tempe dan teh tawar. Keesokan harinya, dengan berpedoman pada tulisan yang di kasir, ia datang ke restoran yang sama. Kali ini ia memesan makanan yang cukup banyak dan mewah. Dengan lahap ia menyantap semua makanan yang dipesan itu dan masih ada sisa yang dibungkus untuk dibawa pulang.

Selesai makan, dengan santai pemuda ini melangkah meninggalkan restoran. Namun, sebelum menuju pintu gerbang, datang seorang petugas keamanan mencegatnya. "Maaf anak muda, rasanya anda belum membayar" kata satpam ini dengan lembut. "Betul pak" jawab pemuda ini dengan tenang. "Tetapi bukankah hari ini saya memperoleh makanan yang gratis?" Dengan penuh keheranan satpam itu bertanya "Mengapa anda katakan demikian?"
"Ya......karena kemarin saya sudah datang ke restoran ini, dan itu berarti hari ini saya memperoleh makanan yang gratis" sambil menunjuk ke arah kasir.
"Oh......kata pak Satpam... sekarang saya mengerti", "Tetapi tolong dulu anak muda baca tulisan itu baik-baik".
Dengan semangat dan agak keras maka pemuda itu membaca tulisan tersebut "Hari ini bayar, besok Gratis"
"Coba ulangi lagi" kata pak Satpam.
"Hari ini bayar, besok gratis"
"Betulkan kata pak Satpam "Hari ini anda harus bayar, walaupun anda datangnya besok, ya bayar juga. Sebab kita hidup hari ini dan kita tidak tahu tentang besok."

Manusia tidak sanggup meraih hari esok, sebab hari esok itu punya jangkauan tersendiri. Kita harus bersyukur pada Tuhan karena Dia merahasiakan segala kejadian hari esok dari kehidupan kita. Coba bayangkan, seandainya kita mengetahui dengan jelas hari esok kita, tentu kita ini hidup penuh dengan ketakutan. Sudah pasti hidup kita pasti tidak setenang hari ini, karena selalu menjadi pemikiran kita, kapan sakitnya, kapan bangkrutnya, kapan meninggalnya dan sebagainya, maka kita sengsara sekali.

Oleh sebab itu mari hargailah kesempatan untuk hari ini. Apa saja yang dapat kita kerjakan hari ini kerjakanlah, terutama yang berkenan kepada Tuhan. Jangan tunggu, jangan tunda, sebab kita tidak tahu apakah kita masih bangun besok pagi? Coba banding juga dengan ayat yang di dalam Yakubus 4:14a “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

SIMON PETRUS

SIMON PETRUS
(batu karang yang teguh)
Lukas 22 : 54-62

Nama saya aslinya Simeon, dalam bahasa Yunani orang memanggilnya Simon ,yang artinya “pendengar”, biasanya saya juga disebut Kefas dan lebih keren lagi saya dipanggil Petrus yang artinya ”batu karang”, nama yang terakhir ini Yesus sang Guru yang secara langsung memberikannya. Saya memiliki seorang saudara namanya Andreas, dia pernah menjadi murid Yohanes Pembaptis, kemudian ia mengajak saya mengikut Yesus. Ayah saya namanya Yunus, itu sebabnya untuk membedakan dengan orang lain yang kebetulan namanya sama, maka saya sering dipanggil Simon Anak Yona (Yunus) (lihat di Matius 16 :17) kalau di Injil Yohanes beliau menyebut nama ayah saya Yohanes. Kota kelahiran saya adalah Betsaida sekampung halaman dengan Filipus, kota Betsaida adalah suatu kota di daerah Golan yang penduduknya kebanyakan orang Yunani (Yohanes 1 : 44). Setelah menikah, saya juga sering tinggal di Kapernaum, tepatnya di rumah mertua ( Matius 8:14)

Saya tidak mempunyai keahlian yang dapat dibanggakan seperti anda, saya bukan ahli komputer, bukan akuntan, bukan ahli politik, bukan juga pemain musik yang handal, jangankan Piano alat musik Kecapi saja saya tidak bisa. Pekerjaan saya hanya mewarisi keahlian ayah (Matius 4 :18), yakni menangkap ikan. Suatu hari ketika kami sedang menebar jala di danau, tiba-tiba lewat seseorang yang akhirnya saya kenal Dia yang bernama Yesus memanggil kami menjadi muridNya. Heran sekali, waktu itu tanpa berpikir panjang mungkin sesuai karakter saya, maka bersama Andreas langsung saja kami mengikutNya. ( Matius 1 :16-17)

Memang saya memiliki suatu kelemahan, yakni terlalu gampang melontarkan kata-kata tanpa berpikir terlebih dahulu, itu sebabnya kadang kala saya melakukan kesalahan yang cukup fatal, tetapi saya tidak merasa rendah diri dengan kelemahan ini, ketimbang dibanding orang lain yang lamban berbicara karena harus berpikir terlalu lama sehingga tidak bertindak apa-apa. Pernah terjadi, tatkala Yesus hendak kembali ke Yerusalem, saya mencoba menasihatiNya agar mengurungkan niatNya, bahkan saya sempat menarik tanganNya. Sebenarnya maksud saya baik, sebab beberapa waktu yang lalu Yesus hampir dibunuh di sana. Nah sekarang beliau hendak kembali lagi ke sana, dan saya menahanNya, apakah saya salah? Kadang sudah tiga tahun lebih ber-Guru dengan Yesus, saya tetap saja tidak 100% memahami betul keinginanNya. Bagi saya kalau Yesus hendak kembali ke sana, itu namanya cari mati. Tetapi Yesus justru marah kepada saya, bahkan ucapanNya terhadap saya cukup keras “Enyahlah Iblis, sebab engaku bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”. (Markus 8 : 33). Saya waktu itu diam saja tidak melawan, sebab bagimanapun Dia Guru saya, saya perbuat demikian karena saya mengasihi dan menghormatiNya. Setelah saya berpikir sejenak, bukankah Yesus itu lebih tahu dari saya, oleh sebab itu maka apa yang diputuskan di dalam hidupNya sudah pasti yang terbaik. Saya mulai coba belajar mengerti jalan pikiranNya, memang cukup misterius.

Terus terang, dari segala kelemahan saya, ternyata saya masih memiliki pengenalan yang cukup jelas pada Yesus dibandingkan dengan teman-teman sebelas orang lainnya. Pernah terjadi di Kaisarea Filipi (Matius 16 :13-20) waktu itu Ia (Yesus) bertanya pada kami murid-muridNya “Kata orang siapakah Anak Manusia itu?” Teman-teman saya ada yang mengatakan Elia, ada juga mengatakan Yohanes Pembaptis dan Yeremia. Lalu tiba-tiba Yesus menunjuk ke arah saya, Ia bertanya : Siapakah Aku ini?” Pada waktu itu dengan spontan dan lantang saya menjawab “ Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Ternyata jawaban saya itu benar, saya tidak tahu kenapa; namun barangkali karena saya adalah muridNya yang cukup senior, lagi pula saya termasuk murid yang cukup dekat dan akrab dengan Guru, kemana Ia pergi selalu menyertakan saya dan dua orang teman yakni Yakobus dan Yohanes.

Banyak kenangan manis maupun pahit yang pernah saya alami selama menjadi murid Yesus. Saya masih ingat jelas bahwa ibu mertua saya pernah disembuhkan sakit demamnya ( Markus 1 : 30), kejadian luar biasa lain yang pernah saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri adalah, tatkala sekitar 5000 orang laki-laki berkerumun mendengar pengajaran Guru, waktu itu sudah tiba jam makan, kami sempat berbisik pada Yesus, agar secepatnya menyuruh mereka kembali ke rumah, sebab mereka bakal kelaparan. Penjual asongan tidak ada di sini, depot makanan yang dekat juga tidak ada. Tetapi apa lacur, justru Yesus menyuruh kami menyediakan makanan buat mereka. Tentu kami kelabakan, apalagi diantara kami tidak ada yang berpengalaman kerja di restoran. Dan kalau pun ada, belum tentu dalam waktu yang sesingkat ini dapat menyediakan makanan sebanyak itu.

Tetapi tiba-tiba muncul seorang anak yang bermurah hati, ia dengan rela menyerahkan lima roti jelai dan dua ikan (Lih Yohanes 6: 9), makanan yang di tangannya itu sebenarnya merupakan makanan untuk dirinya pada hari itu, tetapi ia rela menyerahkannya pada kami. Mulanya saya pesimis, mana mungkin cukup, untuk saya sendiri saja masih kurang. Tetapi ternyata Guru saya luar biasa, Ia membuat mujizat, makanan kecil itu telah mengenyangkan 5.000 orang dan masih tersisa dua belas bakul. ( Yohanes 6 : 1-15). Pernah kejadian lain lagi ketika Yesus berjalan di atas air, waktu itu saya meminta kepada Yesus supaya saya boleh juga berjalan di atas air, ternyata Yesus mengabulkan permintaan saya, sehingga ada pengalaman tersendiri yakni pernah juga berjalan di atas air, walaupun akhirnya saya sempat hampir tenggelam karena ada angin yang kencang meniup ke arah saya. Kata Yesus “Datanglah......” ( baca deh di Matius 14 : 29)

Memang sebagai murid, kami tidak pernah dijanjikan jabatan apa-apa oleh sang Guru, namun saya sudah merasa cukup senang menjadi muridNya saja, mulanya kami merasa cukup akrab dan kompak satu dengan yang lain. Memang ada dua orang teman kami Yakobus dan saudaranya pernah memanggil ibunya datang menghadapYesus untuk membicarakan jabatan masa depan mereka, namun saya pikir ini cukup manusiawi, kami tidak merasa tersinggung akan hal itu. Tetapai belakangan yang agak mengganjal di dalam kelompok kami ini adalah, meneurut Guru kami ada salah satu diantara kami yang hendak menjualNya. Terus terang , mulanya kami tidak mengetahui siapa orangnya, sebab kami memang tidak menyangkanya.

Suatu hari , seperti biasanya ketika kami selesai mengadakan persekutuan, waktu itu kami diajak pergi oleh Yesus ke Bukit Zaitun. Malam itu juga Yesus berkata kepada kami, “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis : “Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea” Waktu itu saya langsung meresponi apa yang diucapkan Yesus , “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak” Saya tidak berpikir panjang lagi, seperti seseorang yang baru mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani atau Retreat dan bertobat di sana, masih semangat yang berkobar-kobar saya menjawab Yesus. Namun saya kaget dengan ucapan Yesus yang tidak disangka-sangka, Ia seakan-akan berkata demikian “Petrus, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Namun saya tetap ngotot atas pendirian saya “ Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Sehabis saya ucapkan demikian ternyata teman-teman saya juga mengikutinya.

Malam selanjutnya saya ingat sekali, Yesus membawa kami ke Taman Getsemani dekat sungai Kidron. Tempat ini tidak asing bagi kami, sebab Yesus selalu mengajak kami ke sini berdoa kalau waktu senggang, semua murid-murid tahu kalau kita sering berkumpul di sini. Tiba-tiba dari kejauhan saya melihat kasak-kusuk gerombolan orang datang, rupanya mereka hendak mencari Yesus. Herannya di tengah gerombolan itu yang kemudian saya mengetahui adalah prajurit itu juga ada teman kami Yudas Iskariot. Rupanya rekan saya itu sudah dibeli dengan uang, supaya menunjuk jalan ke tempat di mana Yesus berada. Yudas kemudian mencium Yesus, rupanya itu meberi isyarat bahwa orang yang dicium itu yang adalah Yesus. Pada waktu itu dengan gerakan reflek saya mengeluarkan pedang, lalu saya hunuskan pada salah seorang hamba Imam Besar yang bernama Malkhus, tepat pada telinganya dan putus. Namun rupanya Yesus tidak senang atas tindakan saya ini, akhirnya saya sarungkan pedang itu kembali. Di Taman Getsemani Yesus masih sempat membuat mujizat dengan menempel kembali telinga Malkhus yang putus.

Kemudian Yesus ditangkap dan dibawa pengadilan, berganti-ganti tempat sidangnya. Dari tidak seberapa jauh saya bisa melihat bagaimana Yesus diintrogasi pada malam hari, kadang juga dihadirkan saksi-saksi palsu. Di sisi lain rupanya ada orang-orang yang pernah melihat saya beberapa waktu yang lalu, sehingga mereka secara samar-samar mengenali wajah saya. Saya masih ingat jelas sebanyak tiga kali mereka mempertanyakan keberadaan saya. Saya bukannya mau membela diri, namun seperti biasanya barangkali kalian juga pernah begitu, dari pada berurusan lebih panjang, maka lebih baik saya katakan bahwa penglihatan mereka itu salah. Namun rupanya saat ini merupakan momen kenangan yang palit bagi saya, sebab pada kali yang ke tiga saya mengatakan tidak mengenal Yesus, maka berkokoklah ayam untuk yang ke dua kalinya, harcurlah hati saya waktu itu, terutama tatkala Yesus menoleh ke arah saya, Dia tahu bahwa saya telah menyangkalNya, saya telah menyangkalNya, saya telah menyangkalNya .(Yohanes 18 : 19-37, Lukas 22 : 54-62).

Singkat cerita pengadilan memutuskan bahwa Yesus harus dihukum mati di atas kayu salib seperti layaknya seorang penjahat kelas kakap, dengan demikian maka pada Jumat sebelum perayaan Paskah, Yesus dipaksa memikul kayu salib menuju Golgota. Di sana Ia disalibkan setelah melalui siksaan-siksaan yang dahsyat. Saya sendiri waktu itu tidak dapat berbuat banyak, hanya menyaksikan saja dengan penuh cucuran air mata. Yesus sang Guru tergantung mati di atas kayu salib dengan diiringi kegelapan di seluruh permukaan bumi.

Setelah Yesus mati, saya merasa sangat kehilangan sekali, selain teman-teman masih berpencar, dan rasanya tidak mungkin lengkap lagi. Apalagi akhirnya diketahui bahwa rekan saya Yudas Iskariot yang mengkhianati sang Guru, maka bertambah sulit kami untuk bersatu kembali. Memang sangat disayangkan, kami akhirnya mengetahui bahwa Yudas itu bunuh diri. Suasana duka masih terasa sekali, kehilangan Guru juga teman, tetapi tentu kami tidak boleh terus-menerus berduka begitu, sebab kehidupan masih panjang Bagi saya sudah saatnya kami berbuat sesuatu, ketimbang bergeming dan bingung dengan keputusasaan.

Suatu hari ketika kami berada di pantai bersama , waktu itu hadir juga Tomas, Natanael, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid yang lain. Lalu saya melontarkan ide untuk menangkap ikan. Tadi saya sudah katakan bahwa tidak ada keahlian apa-apa yang saya pernah pelajari, latar belakang saya menangkap ikan hanya itu keahlian saya, itu sebabnya saya berpikir saat ini sudah waktunya kembali ke sana. Rupanya ide saya disambut baik oleh teman-teman, sehingga mereka semua juga mau mengikutinya. Coba kalian lihat Yohanes 21 : 3b teman-teman saya berkata demikian “ Kami pergi juga dengan engkau”, saya tidak memaksa mereka, semuanya secara suka-rela mengikuti saya.

Malam itu kami dengan perahu segera menuju ke laut dan menangkap ikan, tetapi entah karena sudah lama tidak menangkap ikan, atau karena “sial”, ssst boleh ngak saya katakan demikian, maka sepanjang malam itu kami tidak mendapat ikan seekorpun. Tatkala hari mulai siang, maka Yesus hadir juga di tepi pantai tanpa sepengetahun kami. Pada saat itu seakan-akan Ia memberikan perintah kepada saya dan kawan-kawan untuk menebarkan jala, namun caranya bertolak belakang dengan tradisi kami. Herannya pada waktu itu saya dan kawan-kawan tidak protes, padahal jelas sekali Dia bukan ahli menangkap ikan, bukankah ayahNya seorang tukang kayu? Tetapi mengapa Dia mengajar kami menangkap ikan? Luar biasa, hari itu jala kami penuh dengan ikan, untung jalanya tidak koyak. Kami memperoleh seratus lima puluh tiga ekor ikan. Hari itu kami sarapan ikan bakar bersama.

Sesudah sarapan, tiba-tiba Yesus mengajak saya berbicara, Dia katakan “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Maksudnya apakah saya ini mengasihiNya melebihi kapal, jala, ikan dan orang-orang lain? Dari nada kata yang Yesus pakai, saya mendengar bahwa pertanyaan “mengasihiNya” memakai kata “Agape” yakni Kasih Allah, terus terang saya tidak sanggup menjawab itu, saya menjawabnya bahwa “Benar Tuhan , Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau” , saya mamakai kasih “Phileo”, kasih yang sesama manusia itu. Lalu kata Yesus “ Gembalakanlah dan berikanlah makan domba-dombaKu”. Saya berpikir tidak masalah, saya dan kawan-kawan pasti akan mengerjakan tugas ini. Tanpa di duga kembali untuk kedua kali Yesus bertanya kepada saya “ Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Kali ini Yesus tetap memakai kata kasih “Agape”, tetapi saya menjawabnya dengan kata Kasih “Phileo” yakni “ Benar Tuhan engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau”, lalu Yesus katakan “ Gembalakanlah domba-dombaKu” Untuk ke tiga kalinya Yesus bertanya kepada saya “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku” . Oh pada saat itu saya tidak tahan lagi, saya begitu sedih sekali. Rasa bersalah muncul di dalam hidup ini, saya jadi teringat ayam yang berkokok dua kali itu. Saat ini rasanya hidup saya benar-benar tidak berarti apa-apa dihadapan Yesus, omongan saya pasti sudah tidak dipercaya orang lagi. Saya malu, oh Tuhan saya malu. Rupanya format pertanyaan kali ini sudah diubah sedikit oleh Yesus, kata “Mengasihi” sudah memakai kata “Phileo”, maka jawab saya dengan kata kasih yang sama, sebab “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwea aku mengasihi Engkau”. Kata Yesus lagi “ Gembalakanlah/ berilah makanan kepada domba-dombaKu”

Saya pernah gagal, tetapi untunglah kegagalan saya tidak membuat saya putus asa. Peristiwa di tepi danau itu membangkitkan kembali tekad saya untuk ikut Tuhan Yesus, kapal, jala dan ikan segera akan saya tingalkan, sekarang saya bertekad akan ikut Yesus seumur hidup. Benar sekali, kalau kita menyertakan hidup kita secara total pada Tuhan, pastilah Tuhan tidak pernah meninggalkan kita pula. Buktinya, saya ini, heran sekali, Tuhan memakai saya luar biasa. Memang Emas dan perak tidak saya miliki, namun di dalam nama Tuhan Yesus, yang lumpuh berjalan (Kisah 3 :1-8), orang yang mati juga bangkit kembali (Kisah 9:1-140).

Kotbah yang saya sampaikan kepada umat Tuhan sangat terasa sekali kuasaNya, ada tiga ribu orang yang bertobat terima Yesus( Kisah 2 :41) dan juga menyusul lima ribu orang (Kisah 4 :4) serta setiap hari Tuhan menambah jumlah yang diselamatkan ( Kisah 2 : 47). Saya tahu, semua ini bukan usaha saya secara pribadi, Roh Kudus yang menolong dan memakai saya..

Saya tetap setia melayani Tuhan, walaupun di sana-sini terdapat berbagai kesulitan, kadang saya harus berhadapan dengan pihak pemerintah gara-gara pekabaran Injil ini, namun ingatlah ada pepatah yang mengatakan bahwa “semakin dibabat , semakin merambat”, inilah prinsip Injil itu dikabarkan” Itu sebabnya jangan putus asa dengan berbagai kesulitan yang anda alami, penderitaan anda masih kecil, dibandingkan penderitaan saya terlebih-lebih Guru saya itu yang disalibkan itu.

Kadang di dalam pelayanan kita jatuh bangun, saya juga demikian, tidak luput dari kelemahan ini, yang sangat menyakitkan bila ada rekan kerja juga menyikut kita, namun saya beruntung sebab ada rekan sepelayanan yang berbaik hati, namanya Paulus. Ia dengan kasih menegur saya, sehingga saya boleh kembali ke jalan yang benar (Galatia 2 : 11-14). Dukungan teman dan keluarga sangat perlu di dalam melayani Tuhan, itu sebabnya dengan bangga saya ingin meperkenalkan isteri saya pada kalian juga, kadang saya membawanya ke ladang pelayanan (I Korintus 9:5), namanya memang tidak disebut oleh penulis Alkitab, tetapi tradisi menyebutnya Konkordia atau dipanggil juga Perpetua. Ia sangat setia juga pada Tuhan, bahkan ia juga akhirnya rela mati untuk Tuhan. Sementara diakhir hidup, saya juga mengalami berbagai siksaan karena kesetiaan saya pada Guru, terutama tekanan dari pemerintah Romawi. Saya ditangkap sewaktu perjalanan meningalkan Roma, dan sejarah mencatat kematian saya juga melalui kayu salib, namun yang terbalik. Saya mati demi pekabaran Injil ini, bagi saya itu bukan kematian yang sia-sia, Injil yang pernah saya kabarkan tetap hidup sampai saat ini. Saya hanya mau mengingatkan kita semua, bahwa suatu saat kita bakal meninggalkan dunia ini, namun apa yang kita kerjakan buat Tuhan tetap ada di dunia sampai Yesus datang untuk kedua kalinya. Sudahkah anda melakukan sesuatu untuk Tuhan?




TOMAS :

TOMAS :
MURID YANG PERNAH RAGU
(Yohanes 11:8,12,14,16;14:5;20:24-29)

Pdt. Saumiman Saud *)

Mari kita menyimak cerita berikut ini :

“Seorang ahli filsafat yang bernama Rene Descartes mengatakan De Omnibus Dubitandum, artinya segala sesuatu harus diragukan. Inilah kira-kira sikap hidup dari saya, salah seorang murid Yesus yang juga dipanggil dengan nama Didimus. Nama besar saya yang lebih terkenal adalah Tomas. Nama Tomas ini diambil dari bahasa Aram yakni “te oma” yang artinya anak kembar, di Alkitab tidak disebutkan siapa nama kembaran saya, namun saya ingin meberitahukan anda, namanya adalah Yudas, yang pasti bukan Yudas Iskariot.

Dilihat dari porsi penulisan di Alkitab, terutama Perjanjian Baru, sebenarnya saya bukan seorang murid yang menonjol. Dibandingkan dengan Petrus, Andreas dan Yudas Iskariot maka saya kelihatannya kurang begitu berperan, saya ini ibarat seorang pemain figuran dalam sebuah film , nama saya muncul dalam kitab Injil hanya beberapa kali saja. Saya ibarat seorang aktifis yang melayani di dibelakang layar, kalau di gereja barang-kali pelayanannya di bidang Sound system, bukan sebagai pemimpin Liturgi atau Paduan Suara. Atau juga , barangkalai nama saya tidka pernah masuk did lam bulletin gereja.

Nama saya hanya dicatat oleh pengarang kitab Injil Sinoptik (Maksudnya dalam Kitab Matius, Markus dan Lukas) dalam daftar silsilah saja. Hanya did lam Injil Yohanes yang menulis dengan porsi yang lebih banyak tentang saya yakni ada tiga kejadian yang cukup menarik dan membuat saya makin dikenal. Dalam daftar murid –murid Yeus, rupanay kami terbagi menjadi tiga kelompok, masing - masing 4 orang, nama saya atyau Tomas terdapat dalam kelompok kedua (Matius 10:2-4, Mrk 3:16-19; Luk 6:14-16; Kis 1:13). Dalam Mat 10:3 saya dihubungkan dengan Matius, sedangkan dalam Kisah 1:13 saya dihubungkan dengan Filipus. Injil Yohanes tiga kali memakai terjemahan Yunaninya yaitu "Didimus" (lih Yoh 11:16; 20:24; 21:2).

Rupnya Yohanes tidak lupa mencatat bahwa saya siap menemani Yesus pergi ke kuburan Lazarus, dan barangkali ke jantung maut, yaitu tangan orang Yahudi (Yoh 11:6). Inilah sisi kenekadan sya, yang tidak dimiliki oleh murid-murid lain, termasuk Petrus yang bermulut besar itu. Memang kadang saya tidak dapat memahami apa yang Yesus maksudkan did lam perkataanNya, tatkala Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya perihal kepergian-Nya yang akan datang, saya sempat bingung bagaimnana caranya kami menuju ke sana (Yoh 14:5), inilah kebodohan saya, padahal jelas sekali Yeus adalah Anak Allah, Dia yang akan mempersiapkan temapat untuk kami. Peristiwa penting yang membuat saya terkenal dan menjadikan dan orang-orang meberikan gelar "Tomas yang tidak percaya" kepada saya , ialah tatkala saya tidak dapat percaya perkataan teman-teman yang mengatakan Yesus sudah bangkit dari kubur. Waktu Yesus menampakkan diri kepada teman-teman yang lain, kebetulan saya absen (Yoh 20:24), terus terang secara logika saya membutuhkan bukti riil (nyata) dan yang dapat diraba (disentuh) mengenai kebangkitan itu. Yang membuat saya malu adalah, seminggu kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada kami, waktu itu saya sudah ada di sana. Pada saat itulah, sya mengaku benara Yesus adalah "Tuhan-ku dan Allah-ku" (Yoh 20:28) Inilah merupakan puncak Injil Yohanes; dijanjikan ada berkat bagi anda sekalian yang percaya tanpa dasar penglihatan.”

Ceritanya berhenti sampai di sini:

Setelah kita mengenal sepintas tentang Tomas ini, mari kita coba melihat lebih dalam tentang bagaimana kehidupannya yang sungguh-sungguh dengan Tuhan. Apakah benar ia seorang yang ragu-ragu? Apakah ia seorang penakut? Penulis mencatat ada tiga poin penting yang akan kita pelajari :

1. TOMAS MENJADI BERANI DI SAAT KETAKUTAN

Coba kita perhatikan kembali Yohanes 11: 3 di sini diceritakan bahwa Lazarus kerabat akrab Yesus yang tinggal di Betania itu sedang sakit (perhatikanlah bahwa jarak antara Yerusalem dan Betania diperkirakan 3 Km). Lalu kalau kita melihat ayat 7b, ketika Yesus sudah mendengar berita tentang Lazarus sudah mati maka IA mulai mengajak murid-murid-Nya kembali ke Yudea. Namun kita bisa tebak bahwa para murid keberatan ke sana, kata mereka "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?". Pertanyaan ini cukup logis dan masuk akal, sebab apabila mereka kembali ke Yudea, itu berarti mencari masalah baru, agak kasar kita katakan mereka mau mencari mati, ya nggak apa-apa ke sana?. Kemungkinan besar mereka bisa dibunuh di sana sebab kejadian beberapa waktu yang lalu Yesus nyaris saja dibunuh ditempat itu. Sekarang mereka harus kembali ke sana, apa-apaan ini.

Ibarat kita membuat program misi gereja ke Negara yang sedang berperang, sudah pasti banyak yang tidak setuju, karena sangat mebahayakan nyawa. Walaupun kita tahu pasti Tuhan Yesus pasti melindungi kita, namun kita diberikan hikmat untuk memutuskan yang terbaik.

Namun pada suasana tegang itu, tiba-tiba tanpa diduga di ayat 16, Tomas mengatakan "Marilah kita pergi juga mati bersama-sama Dia. Kelihatannya diantara murid-murid, Tomaslah yang paling peka mengetahui Guru-Nya segera mati, namun heran justru Tomas yang paling lamban percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Kabar suka-cita dari Petrus bahwa mereka telah melihat Yesus bangkit tidak dipercayainya. Ayat ini jelas sekali menyatakan bahwa Tomas ibarat pahlawan yang penuh pasrah; tatkala ia kepepet dan terpojok. Ditengah-tengah ketakutan, telah lahir sikap pemberani dari seorang anak manusia.

Saya masih ingat benar tatkala kami kuliah di Seminari Alkitab Asia Tenggra, Malang. Di Kampus dipelihara seekor anjing, cukup galak; diberi nama Doty. Saya sendiri tidak familiar dengan Doty sehingga apabila ia dilepas maka saya tidak berani turun ke lapangan basket sebab di sna ia berkeliaran, terus terang saya takut dicokot. Saya heran, Doty ini paling senang cokot pantatnya orang, ada dua orang yang saya kenal sudah menjadi korban, yang satu sekarang hamba Tuhan yang pernah pelayanan di Bali dan yang satu lagi seorang ibu, hamba Tuhan yang waktu itu kita undang dari Bandung sebagai pengkhotbah tamu. Dasar Doty tidak bias membedakan mana yang tamu dan tuan rumah, tentu kita cukup malu.

Seperti biasanya setiap pukul 23.00 WIB Doty itu dilepas dan pagi-pagi jam 05.00 WIB dimasukkan kembali ke kandang. Biasanya pagi-pagi jam 04.00 WIB sudah ada teman-teman bangun lalu Jogging pagi, nah kebetulan ada seorang teman namanya Agus, orangnya agak lucu, tubuhnya pendek dan kepalanya selalu dipangkas Gundul. Beliau memberi singkatan namanya sendiri Agus yakni “Agak Gundul Sedikit”. Waktu itu kira-kira pukul 04.30 WIB beliau baru turun dari Asrama Putra hendak olah raga pagi, namun tiba-tiba ia dikejar oleh Doty ini, dan kejarannya cukup serius sehingga ia lari pontang panting. Nah celakanya Agus ini lari menuju tembok, jadi ia menghadapi jalan buntu. Tatkala ia sudah kepepet di tembok Doty tetap saja mengejar dan mau mencokot, maka Agus ini tidak hilang akal, sekarang ia nekad dan berbalik balik mengejar si Doty, ternyata Doty ini justru yang kehilangan nyali, Doty lari pontang-panting.

Inilah suatu pengambilan keputusan yang cukup penting dari teman saya si Agus itu, kalau tidak maka pasti (maaf) pantatnya sudah dicokot. Suatu contoh, orang yang di tengah ketakutan dan penuh ketakutan sampai tidak ada jalan lain lagi ia akan menjadi nekad. Tapi sebaliknya, jikalau kita membiarkan diri kita di dalam ketakutan terus menerus, maka kita akan terbuai dengan ketakutan itu. Mari kita belajar dari Tomas, untuk menang di dalam di dalam ketakutan.



2. TOMAS MENJADI RAGU DI SAAT KETIDAKPASTIAN

Ketika pada hari yang ke tiga Tuhan Yesus bangkit dari kubur, IA menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Secara kebetulan Tomas tidak hadir dalam pertemuan itu. Oleh sebab itu murid-murid Yesus menceritakan kepada Tomas kejadian yang menarik ini. Bagi Tomas, kesempatan melihat Tuhan Yesus adalah suatu kesempatan yang sangat berharga. Ia seakan-akan merasa sangat menyesal mengapa tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Berkatalah Tomas untuk menghibur diri sendiri : “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya (baca Matius 20:25).

Tomas mengatakan “Ou me pisteuso” yang artinya “Saya tidak mau dan tidak dapat percaya”. Kalimat inilah yang keluar dari mulut bibir Tomas dan ini menunjukkan betapa kerdil iman percayanya terhadap kata-kata Yesus yang pernah disampaikan kepada mereka beberapa hari yang lalu. Karena ketidakpercayaannya itu juga Tomas harus hidup selama seminggu dalam kebimbangan.

Bagi Tomas orang satu-satunya yang dapat menjadi tempat bersandar sudah tiada, ditambah kematian Tuhan Yesus yang cukup mengenaskan, disalibkan di atas kayu salib. Bagaimana mungkin IA dapat begitu cepat bangkit dan menampakkan diri? Padahal yang menceritakan hal ini semua rekan-rekannya, tetap saja ia ingin bukti atau melihat dengan mata kepala sendiri.

Yesus yang kita sembah dan yang disembah oleh para rasul adalah Yesus sumber kesabaran dan Kasih, itulah sebabnya IA menyatakan kemurahan terhadap Tomas dan menampakkan diri-Nya sekali lagi dihadapan murid-murid-Nya, terutama kepada Si Tomas yang sampai saat ini tidak percaya itu. IA berkata: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29). Sayang, Tomas telah beroleh kemurahan dari Tuhan, namun ia rugi karena ia tidak menerima berkat seperti yang diterima oleh kesepuluh murid lainnya.

Hari ini kita sering seperti Tomas, kita bahkan sudah menyaksikan mujizat Allah, tetapi masih memiliki iman seperti Tomas. Ketika segala masalah kita telah dibereskan Tuhan, ketika sakit-penyakit disembuhkan, ketika keluarga kita dipulihkan, dan ketika doa-doa kita terjawab, masihkah kita seperti Tomas mau minta bukti untuk sekali lagi baru percaya Tuhan Yesus yang menolong?. Namun syukurlah Tomas masih beroleh kemurahan dari Kristus, ia sadar karena ketidak-percayaannya dan ketidak-setianya mengikuti Kristus. Itulah sebabnya setelah kejadian itu Yesus masih perlu dua kali memperlihatkan Diri kepadanya, yakni di Danau Tiberias dan pada saat IA akan naik ke surga (Lihat Yohanes 21:2 dan Kisah Para rasul 1:1-13).

Saya harap kita semua tidak sampai begitu keras hati dan penuh keraguan seperti Tomas. Cukuplah Alkitab yang kita baca menjadi pedoman kepercayaan kita. Memang benar dunia penuh ketidakpastian. Siapa ombak besar menerpa saudara-saudara kita di Aceh? Siapa sangka gempa bumi muncul lagi di Nias? Siapa sangka kita yang sudah mapan bekerja, tiba-tiba harus kehilangan pekerjaan? Siapa sangka teman kita yang sudah akrab dengan kita, terpaksa harus mengambil keputusan kembali ke Indonesia hanya karena surat-suratnya tidak beres? Hanya Yesus yang penuh kepastian, bahkan IA bangkit dari dari kubur, sampai-sampai membuat Tomas tidak percaya.


3. TOMAS MENJADI TEGUH DI SAAT AKHIR HIDUPNYA

Bagi Tomas peristiwa penampakan Tuhan Yesus secara langsung pada dirinya merupakan suatu penemplakan mutlak yang sangat dahsyat yang sekaligus menyadarkan dirinya. Selama ini Tomas begitu keras mempertahankan argumentasinya, harus lihat sendiri baru percaya. Kalau orang yang menceritakan jangan harap untuk mempercayainya. Itulah sebabnya Yesus merasa perlu memperlihatkan Diri kepadanya.

Di tempat yang sama, Yesus hadir lagi dalam pertemuan para murid. Yesus mengatakan “Tarulah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah” Tomas menjawab Dia “Ya Tuhanku dan Allahku” . Suatu pengakuan Tomas yang jujur, dan ini meneguhkan Tomas sampai akhir riwayat hidupnya.

Menurut tradisi, Tomas akhirnya menjadi penginjil yang mengabarkan Injil di Persia, Parthia dan India serta wilayah-wilayah sekitarnya. Di Indialah ia mati syahid, ia mati dilembing imam-imam berhala dan dikuburkan oleh orang-orang percaya di Madras, di atas sebuah bukit yang disebut “Bukit Rasul Tomas”. Setiap tanggal 21 Desember diperingati oleh gereja-gereja Latin sebagai hari perkabungan atas kematian Tomas. Gereja-gereja Yunani memperingatinya pada tanggal 6 Oktober. Sedangkan gereja Tuhan di India memperingatinya pada setiap tanggal 1 Juli. Orang-orang percaya Syria percaya bahwa Tomaslah pendiri gereja mereka.

Bagaimana iman kepercayaan kita saat ini. Yesus yang kita percaya selama ini apakah hanya disekitar mulut kita atau hati kita yang terdalam? Kalau hanya di sekitar mulut kita, maka tatakala kita sakit gigi kita tidak dapat lagi percaya kepada-Nya.

Gilbert Frank menceritakan tentang seorang kawannya, seorang opsir dalam perang 1914-1918. Opsir pengamanan artileri tugasnya ialah untuk naik ke udara dengan balon yang mudah tertangkap dan memberi isyarat kepada para penembak meriam, apakah peluru mereka tepat mengenai sasaran atau tidak. Ini merupakan tugas yang paling berbahaya yang dapat diberikan. Oleh karena balon itu mudah tertangkap dan tidak ada kemungkinan untuk mengelakkan diri; dia merupakan sasaran mati dari meriam-meriam dan pesawat-pesawat udara musuh. Gilbert mengatakan tentang kawannya itu : “Tiap kali saya naik ke udara di dalam balon itu, saya merasa gelisah sekali, akan tetapi saya tidak mau meninggalkannya.” William Barclay mengatakan “Inilah bentuk keberanian yang tertinggi, di saat penuh ketakutan masih berani mempertahankan diri”

Pengalaman yang dialami oleh Tomas sekaligus meneguhkan dia menjadi pelayan Tuhan yang sejati. Pertanyaan bagi kita semua, apakah kita memerlukan pengalaman-pengalaman yang dahsyat untuk membuat kita lebih percaya?? Apakah perlu kita harus merasa dibantai habis-habisan baru kita percaya kepada-Nya? Saat ini kita sering ragu seperti Tomas bukan? Kiranya jawaban kita , BUKAN!



MELANGKAH MASUK TAHUN 2005

MELANGKAH MASUK TAHUN 2005

Kalau anda bertanya pada saya apa yang bakal terjadi di tahun 2005 ini? Bagaimana keadaan ekonomi kita? Bagaimana keadaan politik kita? Bagaimana keadaan keamanan kita? Bagi mereka yang tinggal di Amerika Serikat mulai bertanya lagi bagaimana status mereka di sini, terutama yang masih kurang jelas statusnya? Bagi yang tinggal di Indonesia juga mulai bertanya, bagaimana dengan cara kerja pemerintah negara kita kali ini? Apakah orang-orang yang kita pilih itu sudah tepat, atau justru kita salah memilih? Banyak sekali pertanyaan yang kalau dideretkan ke bawah belum tentu dapat terjawab oleh kita sampai hari ini? Inilah misteri kehidupan itu, yang memang sengaja dirahasiakan oleh TUHAN, mengapa? Karena TUHAN ingin supaya kita hari demi hari senantiasa tetap bersandar pada-Nya. Jawaban itu akan muncul apabila tiba pada waktunya, dan herannya karya TUHAN begitu luar biasa sehingga menciptakan sesuatu yang indah walaupun kadang melewati proses yang sukar.

Akhir tahun ini di Virginia dihebohkan dengan kasus pemalsuan dokumen yang boleh dikatakan terbesar yang disyinyalir dilakukan oleh CIAS (Chinese Indonesian American Society) yang akhirnya menyeret 26 orang otaknya ke penjara, mereka itu terdiri dari 23 WNI, 2 US Citizen dan 1 WN Australia, kesemuanya dikenakan tuduhan terhadap pemalsuan surat-surat antara lain, Green Cards, Passports, Driver”s licenses, Kartu Social Security, bahkan sampai kepada Surat Baptis di gereja. Dengan kejadian seperti ini tentunya membuat banyak orang tambah penuh dengan was-was dan ketakutan serta kekuatiran mulai muncul lagi yang sekaligus mempengaruhi rasa kepercayaan serta mempersulit perbaikan status orang-orang Indonesia yang di Amerika ini. Tahun lalu saja akibat wajib lapor terhadap orang-orang Indonesia saja sudah lumayan pengaruhnya apalagi sekarang ini ditambah dengan kasus pemalsuan surat. Saya juga mendengar ada banyak orang yang sudah melarikan diri ke suatu tempat penampungan PBB dekat perbatasan antara Kanada dan Amerika, sambil menunggu negara-negara sukarela yang bersedia menampung mereka. Memang gara-gara segelintir orang yang memanfaatkan kelemahan pemerintah Indonesia dan masalah kerusuhan Mei 1998, serta menciptakan karangan cerita demi pemalsuan surat-surat ini, sehingga mereka mendapatkan untung, namun dengan terbongkarnya kasus ini telah mencemaskan ribuan orang tentunya.

Sementara itu di Indonesia sendiri juga demikain, rasa kepercayaan sebagian masyarakat terhadap hasil Pemilu 2004 yang lalu mulai agak goyah, dengan munculnya isue-isue bahwa negara Indonesia bakal dijadikan Negara Agama. Belum lagi ditambah dengan bom meledak terus di Palu, serta sederetan isue ancaman bom pada hari Natal di tempat-tempat tertentu. Hal seperti ini paling tidak cukup memprihatinkan kita semua, terutama mereka yang hendak merayakan Natal. Kedamaian yang dikumandangkan di Hari Natal, seakan-akan dirampas gara-gara ulah kerja dari orang-orang yang tidak bertangung jawab ini? Inilah kenyataan di depan mata kita!

Namun bagaimana orang-orang percaya menyingkapi keadaan seperti ini? Ketika malaikat di padang memberitahukan kepada para gembala bahwa hari ini telah lahir bayi Yesus yang dibungkus dengan lampin, maka malaikat tersebut sebenarnya telah memproklamirkan tentang kedamaian yang sejati itu. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lukas 2 :14) Tetapi apakah kedamaian yang sejati itu dapat dirampas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini begitu saja? Tentu tidak bukan! Namun mengapa Natal di dalam kenyataannya terdapat realita suasana yang tidak damai?

Kita perlu ingat keadaan tatkala bayi Yesus lahir saat itu, tidak ada bedanya seperti saat ini, suasana kegunda-gulana juga muncul. Bayangkan saja, bayi Yesus itu hendak dibunuh, hanya oleh karena raja Herodes takut disaingi dan cemburu. Supaya cepat beres urusannya maka ia memakai jalan pintas, sehingga diperintahkan saja supaya menyabot habis bayi-bayi yang berumur di bawah dua tahun. Saya yakin sekali suasana waktu itu penuh dengan ketakutan, histeris, sebab banyak orang tua yang barangkali karena mepertahankan bayinya maka mereka juga ikut terbunuh. Namun apakah kedamaaian dari Tuhan Yesus itu juga lenyap? Tidak bukan, ternyata Yesus lolos dari kecemburuan dan saingan itu.

Tetapi bagaimana dengan langkah kita memasuki tahun 2005 ini? Jelas sekali bahwa Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa semua itu bakal berjalan mulus, tantangan, hambatan serta kesulitan pasti ada saja. Seberapa sulitnya kita tidak ketahui, yang pasti semuanya itu bakal kita temui. Keberanian kita untuk maju justru terletak pada pengalaman-pengalaman kita pada masa lalu, lihatlah apa yang terjadi dibelakang kita semua? Apakah jalan-Nya memang mulus seperti jalan tol begitu, rasanya tidak bukan? Namun mengapa kita dapat melewatinya? Tidak lain karena ada TUHAN yang memantau dan memelihara kita bukan? Saya yakin kalau DIA tidak intervensi memantau kita, maka hari ini barangkali kita sudah GAGAL total, namun karena ada ALLAH yang menopang, walaupun kita pernah JATUH namun IA tidak membiarkan kita tergeletak. “ Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. (Mazmur 37 :24).

Lihatlah, itu janji TUHAN yang sangat indah bagi kita semua, terutama kita yang sudah diberi status sebagai anak-anak ALLAH, suatu status yang melebihi SEGALAnya tentunya. Status yang melebihi surat-surat penting yang dibutuhkan itu, walaupun tatkala di dunia ini surat itu memang kita butuhkan sekali. Status yang melebihi kehidupan kita, artinya ketika kehidupan itupun lenyap pun dari diri kita sudah tidak menjadi soal lagi, sebab kita sudah memegang jaminan yang dari TUHAN kita itu, yakni status sebagai anak ALLAH. Itulah kepentingan TUHAN YESUS datang ke dunia ini, supaya orang-orang yang percaya kepada-Nya berubah status, dari yang tidak berpengharapan lagi menuju pengharapan, dari yang binasa menuju hidup yang kekal bersama dengan TUHAN YESUS.

Tahun 2005 yang sudah di depan mata kita, anda dan saya tidak dapat menghindarinya. Apabila anda diberi kesempatan untuk bersembunyi di dalam terowongan yang paling dalampun, tetap saja tidak dapat menghindarinya. Persoalan yang di depan matapun tidak terelakkan, bahkan munculnya tanpa dapat kita prediksi atau perhitungkan. Yang namanya ahli ramalpun tidak bakal menemukan jawabannya yang pasti, tetapi yang pasti TUHAN sanggup mengantar kita melewati semua perjalanan hidup ini. Sebab seperti apa yang pernah difirmankan bahwa segala pencobaan yang diberikan itu tidak pernah melampaui kekuatan kita. Doa kita saat ini bukan lagi meminta agar TUHAN buang jauh segala kesulitan dan segala persoalan, tetapi justru kita harus berdoa supaya TUHAN itu meberikan kekuatan , ketegaran dan Iman untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi.

Sama seperti seorang anak yang menghadapi persoalan sering ditolong oleh orang tuanya, maka kemungkinan besar nanti sesudah dewasa ia tidak tegar menghadapi kesulitan. Banyak sekali kasus yang saya melihat justru mereka yang hidup senang pada masa kecil. ketika sudah sendiri dan menghadapi persoalan yang sulit, maka stressnya tak tertolong, itu sebabnya ada baiknya sewaktu kecil anak-anak itu dibiarkan menghadapi kesulitan dan ia berusaha mencari jalan keluar, diharapkan setelah dewasa beliau sudah terlatih, dan tidak gampang lagi goyah, ini merupakan pengalaman hidup yang paling jitu.

Sebelum kuliah di Malang, terlebih dahulu dua tahun saya digembleng di sekolah Teologia Medan. Sebenarnya saya tidak suka kuliah di Medan, sebab pertama saya harus sambil ngajar kalau hari Jumat dan Sabtu, sehingga menyita waktu dan konsentrasi belajar saya, kedua jalanan menuju ke daerah Sibolangit Bandar Baru itu cukup rawan, jalannya naik ke gunung dan berkelok-kelok, ditambah lagi lagi saya mabuk kalau naik bus yang padat, sesak dengan penumpang itu. Kalau anda mau tahu, kurang lebih dua tahun saya kuliah di sana, maka setiap berangkat dan kembali saya mabuk dan muntah-muntah. Jadi apabila dua tahun saya kuliah di sana, maka tinggal kalikan saja, dipotong liburan kalau setahun kuliahnya diperkirakan 40 Minggu, jadi 80 kali muntahnya, lalu kalau dua tahun sudah 160 kali. Itu sebabnya sering kalau di tengah-tengah minggu walaupun ada hari merah atau hari libur saya malas untuk pulang ke Medan, lebih baik istirahat di kampus saja.

Nah, dua tahun kemudian saya hendak transfer ke Malang, waktu itu sebagai mahasiswa Teologi tidak ada pekerjaan dan uang masuk, maka saya tidak sanggup untuk membeli tiket pesawat, sedangakn tiket kapal laut sangat sulit didapatkan. Itu sebabnya saya memilih naik bus dari Medan menuju ke Malang. Saya ambil cuti 10 hari belajar, menuju ke Malang untuk tes masuk, anda tahu apa yang terjadi? Saya berdoa agar TUHAN jangan membuat saya malu, dengan kurang lebih 8 hari di bus pulang pergi Medan – Malang kalau seluruh perjalanannya diisi dengan muntah-muntah apa yang bakal terjadi? Pasti sangat menyusahkan saya dan mengganggu penumpang yang lain bukan? Puji TUHAN, ternyata dua tahun itu cukup untuk melatih stamina saya, sehingga perjalanan 8 hari di bus Medan menuju _Malang dan kembali lagi ke Medan, tanpa ada mabuk dan muntahnya. Sya yakin semua ini karean TUHAN yang menolongnya.

Bagaimana dengan kita semua? Sudah siapkah masuk dan menjalani tahun 2005 ini? Mau atau tidak maka jawabannya harus mau, dan siap atau tidak juga jawabannya harus siap. Berserahlah kepada TUHAN, ijinkan DIA memimpin langkah kehidupan kita, maka kita akan melihat suatu tuntunan yang ajaib dan luar biasa. Sama seperti perjalanan kaum Israel dari Mesir menuju Kanaan, Tuhan memimpin dengan Tiang Awan dan Tiang Api, maka memasuki tahun 2005 ini juga TUHAN akan memimpin dengan caraNya tersendiri. Immanuel, Tuhan beserta kita. Amin

Aku ingin persis seperti Dia (puisi)

Aku ingin persis seperti Dia

Takkan kulupakan itu
Dia baik
Dia kasih
Dia sabar
Dia murah hati
Dia selalu mengampuni
Dia rela berkorban
Dia tidak mementingkan diri sendiri
Dan masih banyak lagi.

Aku rindu seperti Dia
Aku mencoba
Aku mencoba lagi
Tatkala langkahku dimulai
Godaan, cobaan tiada henti menerpa
Tatkala hampir mencapai sasaran
Tetap saja cobaan datang bertubi-tubi
Aku hampir putus asa
Aku frustrasi
Aku tidak sanggup
Aku gagal

Esok atau lusa
Aku akan mencoba dan mencoba lagi
Aku yakin gagal dan gagal lagi
Rasanya tidak mungkin seperti Dia
Aku hampir jerah dan putus asa
Tiada pengharapan lagi
Sampai pada suatu hari,
Aku teringat Dia yang akan memberi kekuatan
Aku pasti tidak frustrasi lagi
Aku pasti tidak putus asa lagi
Ketika aku serahkan semua pada Dia
Sambil berkata ,
“Tuhan Yesus, aku buka hatiku,
Aku ingin berubah
Aku ingin lebih baik
Aku tidak mau seperti dulu
Aku hanya ingin hidupku persis seperti Engkau”.!!


@Saumiman Saud
Oct, 27, 2004
Campbell, USA

DAHSYATNYA BERITA SUKA-CITA ITU

DAHSYATNYA BERITA SUKA-CITA ITU
(Matius 2 )
Pdt. Saumiman Saud*)

Beberapa tahun terakhir ini banyak sekali berita-berita dahsyat yang pernah kita dengar, dari kematian Lady Diana, munculnya presiden wanita yang pertama di Indonesia, peristiwa WTC 11 September 2001, peledakan bom 12 Oktober 2002 di Bali, sampai pada tertangkapnya Saddam Hussein, ini cukup menggentarkan dunia, namun kegentarannya hanya berselang beberapa saat saja, sekarang orang-orang sudah mulai melupakannya.

Dua ribu tahun yang lalu ada juga berita yang dahsyat pernah muncul, pada saat berlangsungnya sensus penduduk, muncul sejoli yang bernama Yusuf dan Maria, mereka adalah pasangan yang sudah bertunangan namun belum menikah. Namun ada persoalan yang sulkit dipecahkan oleh pasangan ini, sehingga membuat sang pria Yusuf hampir-hampir meninggalkan kekasihnya Maria. Apa persoalannya? Apakah karena ada orang ke tiga yang berusaha masuk di dalam pertunangan mereka? Apakah cinta yang membara itu sudah mulai reda? Apakah karena salah satunya menghianati percintaan ini? Oh ternyata bukan? Masalahnya adalah adalah Maria itu saat ini sedang hamil, padahal jelas-jelas Yusuf belum pernah bersetubuh dengan Maria?

Alkitab mencatat bahwa Maria itu mengandung anak dari Roh Kudus, yang kemudian kita mengetahui namanya Yesus? Inilah suatu berita dahsyat yang cukup mengentarkan itu? Mengapa demikian? Ada beberpa bukti yang dapat kita telusuri, mengapa berita kelahiran Yesus Kristus begitu dahsyat:

Kelahiran-Nya dari seorang anak dara

Jelas sekali bahwa anak dara atau anak gadis tidak mungkin melahirkan anak, tidak masuk akal, itulah sebabnya ketika diberitakan bahwa Maria sudah hamil, tentu ini merupakan suatu yang dahsyat. Saya bisa membayangkan seandainya orang tua dari Maria mengetahui peristiwa tersebut, barangkali mereka bisa semaput. Tentu yang mereka bayangkan adalah malapetaka bakal terjadi bagi seisi keluarga, bayangkan saja anak gadisnya hambil sebelum nikah. Ini merupakan suatu aib, yang tentunya sangat memalukan. Bagaimana reaksi para tetangga, jangna-jangan berita ini tersebar di seluruh penjuru kota.

Ketika malaikat memberitakan masalah ini kepada Maria, ia tidak protes atau membantah, namun ia berserah sepenuhnya kapada Tuhan. Maria mengatakan demikian “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (lihat Lukas 1 :38). Seorang anak dara mengandung tentu bukan suatu hal yang biasa, sebab kalau tidak karena “kecelakaan” dalam pergaulan bebas, pasti karena diperkosa. Kenyataan seperti inilah yang bakal dihadapi seorang anak dara yang bernama Maria.

Ketika seorang anak dara mengandung tanpa suami, tentu akan menjadi tanda tanya, terutama oleh calon suami sebelum orang-orang banyak. Apalagi keagamaan Yahudi sangat ketat terhadap pengajaran moral ini, tentu Maria akan menjadi sasaran tembak untuk dicemooh. Itulah sebabnya Yusuf yang walaupun hatinya tulus baik, diam-diam hendak memutuskan hubungannya dengan Maria.

Demikianlah Tuhan Yesus dilahirkan ke dunia ini, suatu karya Ajaib dari Allah. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan umat ciptaan-Nya. Kalau Maria rela berkorban menyerahkan diri serta masa depannya demi melahirkan Tuhan Yesus, masakan kita yang tanpa dituntut dengan berbagai kesulitan itu masih tetap mempertahan diri demi gengsi untuk menghalangi Tuhan Ysus masuk ke hati kita? Ingatlah, Ysus datang bukan untuk kepentingan-Nya sendiri, tetapi untuk kepentingan kita umat manusia.


Di dalam Injil Lukas kita bisa temukan bahwa, peristiwa kelahiran Yesus Kristus itu diberitakan oleh malaikat kepada Maria, dengan demikian ia mengetahui dengan jelas bahwa bayi yang dikandung itu benar-benar bayi dari Allah, bukan bayi ajaib yang biasa.

Kelahiran-Nya membuat Raja Herodes Gentar

Tidak gampang membuat seorang raja gentar (Matius 2:3), kecuali segerombolan musuh datnag menyerang itu musuh yang berlaksa-laksa. Kelihatannya raja Herodes itu berbaik hati, sebab ia mengutus tiga orang Majus untuk mengunjungi bayi Yesus yang lahir itu. Para Majus tidak merasa curiga dengan perintah raja, sehingga mereka datang tidak dengan tangan kosong, namun ada oleh-oleh yang mereka bawa. Namun apa lacur, rupanya ada “udang di balik batu” di dalam pemikiran sang raja. Tujuan utamanya adalah, apabila sudah diketahui di mana bayi Yesus berada maka tinggal tunggu waktu saja untuk menghabiskan-Nya (lih. Matius 2 : 8-10). Akan tetapi sandiwara yang disutradarai oleh Herodes itu rupanya terditeksi oleh Tuhan, sehingga arah bintang diubah dan membuat para Majus itu tidak pernah kembali kepada Herodes.

Sekarang kita bertanya, mengapa raja Herodes mesti gentar atau terkejut mendengar berita kelahiran Yesus? Jawabannnya sangat sesderahana, kalau bayi Yesus itu tidak benar-benar adalah raja yang berkuasa, tentu tidak artinya bagi Herodes. Apalah arti seorang bayi bagi Herodes, seorang kopralnya yang “bodoh” saja dapat menyingkirkan seorang bayi. Begitu dahsyatnya kelahiran Yesus sehingga Herodes kaget dan salah tingkah. Apakah anda masih meragukan kelilahian Yesus?



Kelahiran-Nya diperhitungkan di seluruh Yerusalem

Mestinya bayi Yesus itu kurang populer, sebab IA dilahirkan bukan di tempat mewah tetapi di kandang binatang, tidak ada kamar kosong yang dapat menampungnya. Kemungkian besar sebagai seorang tukang kayu Yusuf tidak punya banyak uang, sehingga ia tidak memesan tempat penginapan terlebih dahulu seperti orang-orang lain.jauh-jauh hari. Hanya para gembala domba yang mengetahui bayi Yesus itu lahir. Namun dikarenakan ulah sang raja Herodes, sehingga Yesus menjadi populer, bayangkan seluruh Yerusalem juga ikut gentar mendengar berita Yesus lahir ke dunia ini. Saya begitu yakin, pada saat Herodes dilahirkan, tidak sepopuler kelahiran Yesus.

Itu sebabnya, Herodes terpaksa mengelaurkan jurus jaman nenek moyang, yakni raja Firaun, pada waktu itu diberlalukan terhadap Musa, yakni pembunuhan terhadap setiap bayi yang di bawah usia dua tahun (Matius 2:16). Harapan Herodes, dengan demikian maka bayi Yesus pasti ikut terbunuh. Ternyata Tuhan memelihara rencana keselamatan-Nya, sehingga bayi Yeus itu lolos dari pembuinuhan massal itu.

Inilah yang saya maksudkan bahwa kelahiran Yesus diperhitungkan sekali di Yerusalem, saya yakin peristiwa semacam ini tidak pernah dilupakan oleh masyarakat di sana, terutama mereka yang memiliki atau bayinya dikorbankan. Satu kejadian yang menarik saya lihat di sini, ternyata bayi Yesus yang diharpakan mati, tetapi tidak mati, justru yang mati dahulu adalah raja Herodes itu. Kedahsyatan kelahiran Yesus sangat diperhitungkan Herodes bahkan seluruh Yerusalem.

Kelahiran-Nya dirayakan sampai saat ini di seluruh dunia

Boleh dibilang sejak kecil sampai saat ini saya jarang merayakan hari ulang tahun, dan jemaat di gereja yang saya layani juga hanya satu dua saja yang mengetahui tanggalnya. Namun yang sangat berkesan bagi saya adalah hari ulang tahun saya pada tahun 2004 ini, waktu itu saya masih di Surabaya. Beberapa orang sahabat berkumpul merayakan ulang tahun saya, sangat berkesan sekali. Namun perayaan ulang tahun seperti ini tentu akan berlangsung selama masih hidup dan itupun kalau diingat lagi. Lihatlah peristiwa kelahiran Yesus ini, walaupun tgl 25 Desember itu menjadi perdebatan, namun yang penting adalah kelahiran-Nya dirayakan di seluruh dunia. Sangat disayangkan memang kalau ada orang yang sudah melihat kenyataan atas kedahsyatan kelahiran Yesus, masih tetap ragu terhadap Yesus.

Apa yang harus diperbuat oleh kita semua? Ingatlah kelhiran Yesus ke dunia ini merupakan program Allah sendiri untuk menyelamatkan umat ciptaan-Nya. Ketika Adam dan Hawa nenek moyang kita berbuiat dosa, maka kita semua samapi saat ini sudah berdosa. Kita tidak ada jalan ke luar, buntu, namun Allah mengasihi umat manusia, IA mengutus Anak-Nya sendiri datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita semua. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3 :16)

Apabila hari ini kita mendapatkan pertanyaan, sebenarnya apa yang merupakan kebutuhan utama dalam hidup kita ini? Kita dilahirkan, dibesarkan, kemudian disekolahkan, lalu bekerja, menikah, dan mendapatkan anak. Semua sudah kita sudah miliki bukan? Apalagi yang belum? Mungkin satu hal yang boleh kita tanyakan adalah, sesudah semua itu kita peroleh, lalu apa yang terjadi dengan kita? Mungkin kita akan segera menjawab, saat itu kita sudah termakan usia, sudah tua. Lalu kalau sudah tua, rasanya pa yang kita perjuangjkan semenjak lahir itu sia-sia begitu saja, sebab tatkala ajal datang kita tidak membawa segala harta kekayaan kita ke sana. Satu pertanyaan lagi, kalau kita tidak membawa apa-apa ke sana, lalu sananya itu apa? Jawabannya adalah surga? Bolehkah kita masuk ke sana? Hal ini yang masih merupakan tanda tanya bukan? Ada orang bilang, saya ini baik sekali di dunia ini, selalu menolong orang lain dan sebagainya, maka saya pasti masuk ke sana. Apa benar? Segampang itukah? Bukankah di sepanjang hidup kita baik itu sengaja atau tidak selalu berbuat salah dan dosa.? Bagaimana kita memperolah keselamatan itu?

Nah, inilah alasannya mengapa Yesus mesti lahir ke dunia ini dengan penuh kedahsyatan, sebab IA justru akan menyelamatkan manusia dengan penuh dahsyat juga, yakni ia dihukum mati di atas kayu salib menggantikan kita, dan setelah itu IA bangkit lagi pada hari yang ke tiga sehingga dengan demikain membuka kesempatan yang memungkinkan kita masuk ke surga, dan hidup selama-lamanya bersama Dia, asal saja kita percaya sepenuh hati pada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat kita.

Inilah berita baik atu berita kesukaan, nah kalau kita menrima berita buruk dari orang lain sebaiknya kita rahasiakan saja, atau biar kita sendiri yang tahu, jangan digossipkan ke sana sini, namaun apabila anda sudah jelas-jelas mengetahui berita kedahsyatan kelahiran Tuhan Yesus ke dunia ini, yang tugas utama-Nya untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa yang maut ini, tentunya kita sangat bersalah sekalia apabila kita rahasiakan berita ini.

Biarlah melalui momen natal kali ini, kita semua disadarkan bahwa tahun demi tahun Natal yang kita lalui dan rayakan, bukan lagi sekedar mengharapkan pemotongan harga barang-barang di pusat perbelanjaan atau liburan panjang keluar kota atau negara, tetapi ada suatu makna yang lebih penting dari itu yakni Yesus datang ke dunia ini menyelamatkan kita semua. Amin.




*) Pdt. Saumiman Saud, STh. adalah tamatan SAAT angkatan masuk 1990, saat ini melayani Gereja Injili Indonesia San Jose, California, USA

Thursday, April 14, 2005

NATAL TANPA YESUS

NATAL TANPA YESUS
Pdt . Saumiman Saud *)
Lukas 2 :8-14, Yohanes 21:25

Ketika kita diundang menghadiri pesta ulang tahun, tentu fokus sosok orang yang mendapat perhatian khusus adalah yang berulang tahun itu. Beliau akan disalami, diberi hadiah, dipeluk, dicium, diajak ngobrol, difoto, dikerjai, pokoknya semuanya ditujukan terhadap orang tersebut. Alangkah lucu dan janggalnya bila yang berulang tahun itu absen pada hari itu, selain para pengunjungnya pada kecewa dan penuh tanda tanya dan tentu suasananya tidak menyenangkan.

Belakangan ini di Indonesia sering terjadi demikian, bagi mereka yang keuangannya berlebih kalau tidak mau disebut orang kaya, sering mengadakan perayaan ulang tahun besar-besaran baik bagi anaknya yang masih bayi atau bagi orang tuanya yang sudah lanjut usia. Biasanya dirayakan di restoran atau hotel yang cukup terkenal dan menghabiskan cukup banyak biaya. Yang menjadi lucu bin aneh adalah kadang kala terjadi, tatakala pesta tersebut diadakan, sang anak itu sudah tidur atau sang orang tuanya karana sakit maka tidak hadir. Jadi tinggallah acara makan-makan tanpa hadir yang berulang tahun. Lalu kalau sudah begini, kira-kira apa makna ulang tahun tersebut? Yang berulang tahun tidak menikmatinya.

Perayaan Natal juga demikian, sering kita melihat bahwa karena kesibukan di dalam mempersiapkan acara maka Tuhan Yesus yang lahir telah dikesampingkan. Pernah saya mendengar lagi adalah kelompok Panitia Natal mengatakan kalau di dalam acara Natal itu tidak perlu menyampaikan firman Tuhan, yang penting acaranya meriah, ada tari-tarian dan makan-makan. Nah kalau sudah demikian apa makna Natalnya lagi, apakah kita mengerti sungguh pengertian dari Natal itu? Coba lihat sedikit penjelasanm di bawah ini.

Kata Christmas (Hari Natal) berasal dari kata Cristes maesse, frase dalam Bahasa Inggris yang berarti Mass of Christ (Misa Kristus). Sering kalia kita perhatikan di dalam kartu natal kata Christmas disingkat menjadi Xmas. Tradisi ini diawali oleh Gereja Kristen kuno, yakni di dalam bahasa Yunani, X adalah kata pertama dalam nama Kristus (Yesus). Huruf ini sering digunakan sebagai simbol suci. Natal adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Tidak ada yang tahu tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus, namun kebanyakan orang Kristen memperingati Hari Natal pada tanggal 25 Desember. Nah, kalau di dalam memperingati hari kelahiran Kristus, tanpa Kristusnya kan aneh, namun kenyataannya banyak terjadi di mana-mana. Ketika Natal dirayakan yang ada hanya hura-hura, makan-makan, bahkan mabuk-mabuk, padahal sesungguhnya di dalam Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kelahiran Yesus merupakan kelahiran seorang raja yang membawa Damai Sejahtera di bumi.

Kelahiran Yesus merupakan kelahiran yang ajaib dan sudah dinubuat sejak dahulu kala oleh para nabi, jadi Yesus yang lahir itu adalah Mesias yang diurapi dan juga disebut sebagai Imanuel atau Allah menyertai kita. Di dalam Mikha 5:1 juga sudah disebutkan bahwa Mesias itu akan lahir di kota Betlehem. Para ahli Taurat dan imam-imam segera saja memberitahukan peristiwa ini kepada raja yang berkuasa pada waktu itu yakni Herodes perihal kelahiran Mesias ini. Selain itu di dalam Kejadian 49:10 juga disebutkan bahwa Mesia itu dilahirkan sebelum pemerintahan Yahudi dihancurkan. Sedangkan nabi Daniel, terutama di dalam Daniel 9:25 mencatat bahwa enam puluh sembilan kali tujuh masa akan berlalu sebelum Mesias disingkirkan – dan pada waktu itu telah ditunjukkan sampai tuntas pada kematian Kristus. Walaupun pendapat ini masih merupakan perdebatan, namun sangat disetujui oleh kebanyakan orang sarjana. Jadi dari sini kita melihat bahwa sejak dari Perjanjian Lama sudah dinubautkan tentang kelahiran Mesias itu, baik tempatnya, waktu, garis keturuna mdarta cara Yesus dilahirkan. Dengan demikian seandai ada perayaan kelahiran Natal yang tanpa Yesus tentu menjadi suatu peryaan yang hampa dan sekuler sekali.

Apa bedanya perayaan Natal yang dilakuakn oleh orang-orang di luar gereja dengan perayaan Natal orang-orang percaya? Satu-satunya perbedaan yang paling mencolok adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Bagi orang di luar sana peryaan kelahiran Yeus boleh diartikan sebagai bisnis, politik atau hura-hura, namun bagi orang percaya semestinya perayaan Natal adalah suatu perayaan yang memprollamirkan ke dunia bahwa Yeus sudah lahir ke duania ini,dan Dia diutus untuk meyelamatkan umat manusia dari dosa.

Semenjak Adam dan Hawa tidak taat kepada Tuhan, dengan alasan ular yang menggoda mereka makan buah pengetahuan baik dan jahat, maka Allah sudah memutuskan hubungan antara manusia dengan-Nya. Tidak tanggung-tanggung memang, manusia yang berdosa itu divonis bakal mati. Namun ternyata Allah tidak dapat melawan dengan natur-Nya yang penuh Kasih itu, sehingga IA tidak langsung menghukum manusia itu dengan kematian itu. Diam-diam IA merancang suatu rancangan yang besar, yakni menyelamatkan manusaia yang berdosa itu.

Allah itu seperti Bapa kita saja yang tidak rela mencelakakan anak-anaknya, bagaiamanpun bejatnya manusia masih ada kesempatan yang terbuka bagi mereka untuk menyelamtkan diri. Itulah sebabnya maka kita tidak akan heran apabila di dalam kitab Injil Yohanes 3 : 16 menuliskan “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.

Itulah sebabnya apabila perayaan Natal yang kita rayakan selama ini tanpa Yesus, terntu akan menjadi suatu perayaan yang tidak ubahnya dengan ulang tahun atau pesta perkawinan atau makan-makan, bahakan ada yang teler karena minumannya bercampur minuman keras. Natal semac am, ini tentu tidak berguna.

Natal yang dirayakan orang-orang percaya adalah berita suka-cita, kabar kelahiran Tuhan Yesus ke dunia ini. Dunia yang penuh dengan dosa ini membutuhkan Yesus untuk menyelamatkan kita. Hidup manusia begitu terbatas di dunia ini, ia butuh suatu “oknum” yang mempunyai kuasa tidak terbatas untuk menyelamatkan mereka. Dunia merupakan tempat tumpangan sementara dari umat manusia, sehingga suatu hari mesti meninggalkan dunia ini. Masalahnya adalah, pada saat manusia itu ditentukan harus meninggalkan dunia ini, lalu ia harus melangkah ke mana? Hanya ada dua pilihan, Neraka atau Surga?

Awal Juli 2004 yang lalu kami sekeluarga mengambil cuti pulang ke Indonesia. Memang dari Amerika kami sudah mendapatkan berita bahwa ada seorang bapak yakni suami dari salah seorang majelis dari gereja yang pernah saya layani itu sakit keras dan sudah koma dua bulan lebih. Begitu tiba di Indonesia, waktu itu 7 juli 2004, saya sempat merencanakan kalau besok pagi ada waktu saya hendak membesuknya. Namun apa yang terjadi? Pagi-pagi sekali kami mendengar berita bahwa bapak itu sudah meninggal dunia, waktunya begitu cepat berlalu dan saya tidak sempat membesuknya. Bersyukurlah kalau selama masa hidupnya almarhum pernah menyatakan diri percaya pada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Itu berarti keluarga yang ditinggalkan tidak perlu terlalu begitu tenggelam di dalam kesedihan, sebab perpisahan ini sifatnya sementara, karena pada suatu saat kita boleh bertemu dengan beliau kembali di surga.

Yang menjadi titik persoalan adalah, ketika kehidupan kita itu tanpa Yesus, maka kita akan menghadapi jalan buntu, sebab jalan satu-satunya ke Surga adalah melalui perantara Tuhan Yesus. Yesus berkata di dalam Yohanes 14 :6 "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Jelas sekali Yesus memegang peranan penting di dalam hidup kita ini, tanpa Dia maka kita akan binasa. Itu sebabnya mengapa begitu pentingnya kehadiran Tuhan Yesus di dalam Natal yang kita rayakan itu.

Berita Natal adalah berita suka-cita, sebab malaikat-malaikat pada waktu memproklamirkan kabar kesukaan, sehingga mereka bernyanyi memuji-muji dan memuliakan Tuhan. Sebagai orang-orang percaya juga demikian, bayi Yesus saat ini sudah tidak ada di kandang domba lagi, karena waktu dan keadaan serta proses yang berlalu, bayi Yeus telah bertumbuh menjadi dewasa dan mati di atas kayu salib serta bangkit kembali pada hari ke tiga. Yang paling penting adalah tatkala peristiwa Natal kita rayakan, biarlah Yesus itu juga lahir di dalam hati kita masing-masing, sehingga memperbaharui hidup kita.

Sekali lagi, apalah artinya perayaan Natal itu bagi kita kalau kita sendiri tidak pernah mengalami kasih dari Kristus itu? Memang sering kali ada orang-orang tertentu yang mencoba untuk mendiskreditkan orang-orang percaya, hal ini disebabkan karena tanggal kelahiran Yesus tidak pernah kita dapatkan di dalam Alkitab. Namun dari beberapa hasil penyelidikan diperoleh keterangan bahwa kelahiran Yesus itu bersamaan dengan peristiwa sensus penduduk yang diadakan oleh Kaisar Agustus (bandingkan dengan Lukas 2 :1-7), pada saat itu raja Herodes sedang berkuasa. Secara tradisi, orang-orang percaya jarang merayakan ulang tahun, dan perayaan ulang tahun itu biasanya dirakan oleh mereka yang kafir. Gereja purba lebih sering merayakan peristiwa kemenangan Yesus yakni paskah, sebab sejak jaman nenek moyang perayaan paskah sudah sangat populer. Barulah sekitar abad ke 3 orang-orang Kristen di Mesir merayakan Natal, itupun tanggalnya bukan 25 Desember. Pada abad ke 4 gereja di Roma baru mulai merayakan Natal pada akhir abad ke 4, yaitu memakai tanggal 25 Desember, dan itu berlangsung sampai hari ini.

Terlepas dari segala perdebatan yang ada, maka sebagai orang-orang percaya yang sejati, kita tidak begitu mementingkan tanggal 25 Desember sebagai tanggal patokan keharusan kelahiran Yesus, yang paling penting bagi kita adalah tatkala memperingati Natal kita diingatkan bahwa Tuhan Yesus pernah suatu hari lahir di dunia ini. Dan yang tidak kala pentingnya adalah Yesus itu juga lahir di dalam hati serta hidup kita setiap hari, sehingga ada damai sejahtera yang abadi. Apalah artinya kita memperingati Natal, namun kita sendiri tidak pernah diperbaharui oleh Tuhan. Kehidupan kita masih seperti orang-orang yang tanpa pengharapan.

Yesus yang lahir ke dunia ini bukan sembarang manusia, IA adalah allah yang menjadi Manusia. Tugas kedatangan-Nya ke dunia ini adalah menyelamatkan manusia, IA harus menempuh kematian di atas kayu salib atas dosa-dosa kita, naik ke surga dan menawrkan hidup kekal kepada kita, yakni hidup bersama-sama Tuhan Yesus di surga untuk selama-lamanya. Suatu tawaran yang sangat berharga sekali.

Kalau Allah begitu mengasihi hidup kita, dan rela mengirim Anak-Nya untuk menebus kesalahan kita. Hidup kita sangat berharga sekali, saya yakin sekalai sebagai orang normal kalau kita kumpulkan uang yang ada di seluruh dunia diberikan kepada anda untuk menggantikan nyawa anda pasti anda tetap tidak mau, itu berarti harga nyawa anda itu mahal sekali. Masihkah beranikah kita mempermainkan hidup ini?. Namun kenyataannya, terlalu banyak berita yang kita dengar atau kita saksikan sendiri tentang orang-orang yang tidak mengahargai hidupnya. Ada yang kehidupan sehari-harinya dipengaruhi oleh alkohol atau minuman keras, sex bebas, mabuk-mabukan, judi, obat bius, dan itu terjadi bukan hanya di komunitas orang-orang muda, tetapi mereka yang sudah berkeluargapun ada yang terikat dengan semua ini. Hidupnya hancur, masa depannya punah, pekerjaan dan karirnya berantakan, keluarganya kacau-balau, bahkan ada yang nyawanyapun hilang. Mungkin orang-orang ini juga merayakan Natal, tetapi Natal yang hura-hura tanpa Yesus.

Natal tanpa Yesus yang lahir di dalam hidup kita hasilnya adalah sia-sia belaka, itu sama dengan merayakan ulang tahun kita; secara tidak langsung ingin mengingatkan kita bahwa umur kita di dunia ini berkurang satu tahun. Namun Natal yang menghadirkan Tuhan Yesus, walaupun satu tahun berlalu dan umur kita berkurang satu di dunia ini, namun kita memperolah hidup kekal bersama Tuhan Yesus di surga. Biarlah kita semua disadarkan bahwa ketika kita memperingati Natal, sungguh-sungguh kita memperingati Yesus yang lahir ke dunia ini yang menyelamatkan umat manusia dari dosa dan sampai saat ini Yesus tetap masih hidup. Dengan demikian kita rela diubahkan oleh-Nya supaya menjadi lebih sempurna.

*) Saumiman Saud, tamatan SAAT(angkatan 1990) , Malang dengan gelar STh, saat ini melayani di Gereja Injili Indonesia San Jose, California, USA