SAYA BELAJAR MENGHARGAI KESEMPATAN
SAYA BELAJAR MENGHARGAI KESEMPATAN
"Jangan memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu" (Amsal 27:1)
Ada pribahasa mengatakan "Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan dan besok adalah harapan." Saya percaya anda setuju dengan pernyataan di atas. Kemarin itu sudah berlalu, tidak mungkin terulang kembali, hari ini yang perlu kita hadapi itulah kenyataan, sementara besok itu perlu kita imani sebab belum tentu kita diberikan kehidupan, jadi kondisinya masih berada di dalam pengharapan kita.
Suatu hari ada seorang pemuda masuk ke sebuah restoran yang cukup mewah, lalu ia melihat di dekat kasir itu sebuah tulisan yang berbunyi "Hari ini bayar, besok gratis" Dengan hati yang gembira pemuda inipun memesan makanan yang murah, karena pikirnya hari ini harus membayar sedangkan besok baru gratis. Nasi putih, sepotong tempe dan teh tawar. Keesokan harinya, dengan berpedoman pada tulisan yang di kasir, ia datang ke restoran yang sama. Kali ini ia memesan makanan yang cukup banyak dan mewah. Dengan lahap ia menyantap semua makanan yang dipesan itu dan masih ada sisa yang dibungkus untuk dibawa pulang.
Selesai makan, dengan santai pemuda ini melangkah meninggalkan restoran. Namun, sebelum menuju pintu gerbang, datang seorang petugas keamanan mencegatnya. "Maaf anak muda, rasanya anda belum membayar" kata satpam ini dengan lembut. "Betul pak" jawab pemuda ini dengan tenang. "Tetapi bukankah hari ini saya memperoleh makanan yang gratis?" Dengan penuh keheranan satpam itu bertanya "Mengapa anda katakan demikian?"
"Ya......karena kemarin saya sudah datang ke restoran ini, dan itu berarti hari ini saya memperoleh makanan yang gratis" sambil menunjuk ke arah kasir.
"Oh......kata pak Satpam... sekarang saya mengerti", "Tetapi tolong dulu anak muda baca tulisan itu baik-baik".
Dengan semangat dan agak keras maka pemuda itu membaca tulisan tersebut "Hari ini bayar, besok Gratis"
"Coba ulangi lagi" kata pak Satpam.
"Hari ini bayar, besok gratis"
"Betulkan kata pak Satpam "Hari ini anda harus bayar, walaupun anda datangnya besok, ya bayar juga. Sebab kita hidup hari ini dan kita tidak tahu tentang besok."
Manusia tidak sanggup meraih hari esok, sebab hari esok itu punya jangkauan tersendiri. Kita harus bersyukur pada Tuhan karena Dia merahasiakan segala kejadian hari esok dari kehidupan kita. Coba bayangkan, seandainya kita mengetahui dengan jelas hari esok kita, tentu kita ini hidup penuh dengan ketakutan. Sudah pasti hidup kita pasti tidak setenang hari ini, karena selalu menjadi pemikiran kita, kapan sakitnya, kapan bangkrutnya, kapan meninggalnya dan sebagainya, maka kita sengsara sekali.
Oleh sebab itu mari hargailah kesempatan untuk hari ini. Apa saja yang dapat kita kerjakan hari ini kerjakanlah, terutama yang berkenan kepada Tuhan. Jangan tunggu, jangan tunda, sebab kita tidak tahu apakah kita masih bangun besok pagi? Coba banding juga dengan ayat yang di dalam Yakubus 4:14a “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
"Jangan memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu" (Amsal 27:1)
Ada pribahasa mengatakan "Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan dan besok adalah harapan." Saya percaya anda setuju dengan pernyataan di atas. Kemarin itu sudah berlalu, tidak mungkin terulang kembali, hari ini yang perlu kita hadapi itulah kenyataan, sementara besok itu perlu kita imani sebab belum tentu kita diberikan kehidupan, jadi kondisinya masih berada di dalam pengharapan kita.
Suatu hari ada seorang pemuda masuk ke sebuah restoran yang cukup mewah, lalu ia melihat di dekat kasir itu sebuah tulisan yang berbunyi "Hari ini bayar, besok gratis" Dengan hati yang gembira pemuda inipun memesan makanan yang murah, karena pikirnya hari ini harus membayar sedangkan besok baru gratis. Nasi putih, sepotong tempe dan teh tawar. Keesokan harinya, dengan berpedoman pada tulisan yang di kasir, ia datang ke restoran yang sama. Kali ini ia memesan makanan yang cukup banyak dan mewah. Dengan lahap ia menyantap semua makanan yang dipesan itu dan masih ada sisa yang dibungkus untuk dibawa pulang.
Selesai makan, dengan santai pemuda ini melangkah meninggalkan restoran. Namun, sebelum menuju pintu gerbang, datang seorang petugas keamanan mencegatnya. "Maaf anak muda, rasanya anda belum membayar" kata satpam ini dengan lembut. "Betul pak" jawab pemuda ini dengan tenang. "Tetapi bukankah hari ini saya memperoleh makanan yang gratis?" Dengan penuh keheranan satpam itu bertanya "Mengapa anda katakan demikian?"
"Ya......karena kemarin saya sudah datang ke restoran ini, dan itu berarti hari ini saya memperoleh makanan yang gratis" sambil menunjuk ke arah kasir.
"Oh......kata pak Satpam... sekarang saya mengerti", "Tetapi tolong dulu anak muda baca tulisan itu baik-baik".
Dengan semangat dan agak keras maka pemuda itu membaca tulisan tersebut "Hari ini bayar, besok Gratis"
"Coba ulangi lagi" kata pak Satpam.
"Hari ini bayar, besok gratis"
"Betulkan kata pak Satpam "Hari ini anda harus bayar, walaupun anda datangnya besok, ya bayar juga. Sebab kita hidup hari ini dan kita tidak tahu tentang besok."
Manusia tidak sanggup meraih hari esok, sebab hari esok itu punya jangkauan tersendiri. Kita harus bersyukur pada Tuhan karena Dia merahasiakan segala kejadian hari esok dari kehidupan kita. Coba bayangkan, seandainya kita mengetahui dengan jelas hari esok kita, tentu kita ini hidup penuh dengan ketakutan. Sudah pasti hidup kita pasti tidak setenang hari ini, karena selalu menjadi pemikiran kita, kapan sakitnya, kapan bangkrutnya, kapan meninggalnya dan sebagainya, maka kita sengsara sekali.
Oleh sebab itu mari hargailah kesempatan untuk hari ini. Apa saja yang dapat kita kerjakan hari ini kerjakanlah, terutama yang berkenan kepada Tuhan. Jangan tunggu, jangan tunda, sebab kita tidak tahu apakah kita masih bangun besok pagi? Coba banding juga dengan ayat yang di dalam Yakubus 4:14a “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home